{48}

897 66 12
                                    

Happy Reading
.

.

.

Tw//violence

Mendengar penuturan yang keluar dari mulut devan, jinan kembali terisak dan menatap benci pemuda yang berada di depannya.

"Lo iblis!! "

Devan, pemuda itu melangkahkan kakinya maju kemudian kembali mengapai rambut jinan dan menariknya keras hingga membuat tubuh jinan yang tidak bertenaga mengikuti langkahnya.

Sakit, kepalanya terasa sangat sakit. Bohong kalau ia mengatakan jika ia bisa menahan rasa sakit yang di berikan oleh devan. Tapi kali ini ia benar benar sangat berharap, agar Tuhan memberinya kekuatan setidaknya untuk kabur dari neraka ini.

Jinan melirik sekilas sebuah asbak kaca yang berada di atas meja sampingnya, lalu dengan susah payah ia mengapai benda itu dan....

Craangg!!!

Benda yang lebih di kenal dengan tempat pembuangan abu rokok, berhasil mendarat tepat di samping kepalanya.

"Aarghhh brengsekk!! " Teriak devan mengeleggar, tubuhnya tersungkur di lantai dan sesansi pening pun sakit mendera kepalanya. Begitu pula dengan cairan merah mulai mengalir dari kepalanya yang terluka, ia menatap marah jinan yang berada di pojok sedang terduduk diam.

"akhhh sial!! " Teriaknya lagi, jinan yang berada di pojok hanya ketakutan. Seluruh tubuhnya bergetar, kakinya sulit untuk di gerakan, juga hatinya sangat gelisah. Ia bingung, ia tidak tau harus apa, pelipisnya sudah di penuhi dengan keringat.

"L-llari gue hharus lari... " Pikirnya tiba tiba yang terlintas di dalam benak, Melihat keadaan devan yang sedang tidak memungkin untuk menyerangnya, jinan beranjak lalu langsung membuka pintu dan keluar dari kamar. Meninggalkan devan sendiri yang terus teriak marah memanggil namanya.

Devan dengan menahan seluruh rasa sakit beranjak berdiri dan berjalan gontai untuk mengejar jinan yang berhasil melarikan diri. Ia mengambil baseball bat yang berada di lemari dan membawanya.

"Habis lo di tangan gue! " Ujarnya marah, ia bergegas pergi ke ruang tamu dan melihat bahwa pintu tersebut masih aman, devan menyeringai tajam "udah gue bilang jinan, lo gak bakalan bisa pergi dari sini" Sambungnya lagi, ia berkata demikian karna tau bahwa jinan masih bersembunyi di dalam rumah ini. Sebab pintu keluar rumah itu masih terkunci.

Ia berjalan pelan, menelusuri setiap bagian rumah dan terus memanggil nama jinan. "Jinan lo di mana sayang? Jangan takut, gue gak bakalan nyakitin lo...? " Ucapnya lembut.

"Sayang.... " Gumamnya, ia mencari di seluruh bagian rumah tapi hasilnya nihil. Ia tidak mendapati keberadaan Jinan.

cranggg!!

"JINAN KELUAR ANJING!! " Teriaknya frustasi, seraya memukul seluruh barang yang ada di atas meja menggunakan baseball bat. Kesabarannya sudah habis, ia benar benar putus asa sekarang.

"KALAU LO SAMPAI GAK MUNCUL, GUE GAK BAKALAN SEGAN SEGAN BUAT NYAKITIN LO!! "

Praangg!!

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang