{45}

805 52 3
                                    

Happy Reading
.

.

.

"It's okay, kalau lo capek lo bisa istirahat.... " Jawab devan lembut, tangan kanannya tak berhenti mengelus pipi sang empu.

"Kita bersih bersih ya? Setelah itu lo tidur..." Jinan mengangguk pelan, mengiyakan ajakan devan. Tubuhnya yang lemas di gendong oleh devan lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

"Gue bantu aja mandinya? " Tawar devan dengan tatapan khawatir, "G-ggak.... Jangan gue bisa mandi sendiri" Tapi tawarannyadi tolak oleh pemuda manis itu.

"Lo lagi sakit Jinan, kali ini tolong jangan nolak....lagi pula Kita sama sama cowok" Sambung pemuda tampan itu dengan sedikit paksaan, jinan yang mendengar hanya terdiam lemas enggan menjawab perkataan sang empu.

Tapi lo beda devan.... Batinnya

"Mau ya? "

Pada akhirnya Jinan yang malas untuk berdebat, mau tak mau menuruti permintaan pemuda yang lebih muda darinya. Devan mulai membantunya untuk melepas baju yang ia gunakan pun celana pendeknya.

"Angkat tangan lo, nanti kalau kena air sakit! " Jinan mengangkat tangan kirinya, menjauhkan dari guyuran air shower yang mulai di arahkan ke tubuhnya.

"Badan lo putih banget? "Lirih devan seraya mengosok tubuh sang empu menggunakan body sponge. Jinan yang mendengar merinding seketika, bibir dalamnya ia gigit alih menahan rasa takut.

Jujur saja ia sangat malu saat tubuh Tanpa pakaiannya terpampang di depan pemuda ini lalu di sentuh bebas olehnya. Pemuda yang menyukainya, yang berhasil membuat hidupnya hancur Dan juga sangat terobsesi padanya.

Setelah sabun merata devan pelan pelan mengarahkan shower itu ke tubuh Jinan hingga busa putih tersebut menghilang, di setiap bagian tubuh jinan.

Sehabis mandi devan menyuruh Jinan untuk duduk di pinggir bathtub, sedangkan ia sibuk mencari kotak P3K di nakas.

" Siniin tangan lo, gue mau liat" Jinan dengan rasa takut memberikan tangannya yang penuh dengan luka Dan darah yang sudah mengering, membuat pemuda yang berada di depannya berdecak kesal ketika melihat luka yang di buat Jinan sendiri.

"sakit? "Tanyanya dengan kedua alis yang saling bertaut,Jinan mengangguk, "gue bersihin Takutnya kalau gak di bersihin bisa infeksi,kita gak pernah tau Ada bakteri apa di cutter itu,mungkin aja Ada karatan"

"Aakhhsss... Shhh" Jinan meringis kala tangan kirinya di bersihkan dengan air mengalir, ia mencoba menahan rasa perih saat devan dengan susah payah menghilangkan darah yang kering.

"P-pelan pelanhh... Ssakitt... " Gumamnya kecil, "gue bersihin sendiri aja... yaa? " Sambung lirih pemuda itu seraya menarik pelan tangan kirinya.

"Tahan, ini luka yang lo bikin sendiri kan? karna lo udah berani ngelakuin itu, berarti lo juga siap nahan rasa sakitnya! " Bentaknya, jinan hanya menunduk diam tidak berani menatap pria di depannya.

Suasana hening seketika, sebelum akhirnya pemuda yang lebih muda dari jinan kembali membuka obrolan "Jangan ngelakuin ini lagi, gue gak suka " Katanya dingin dengan kedua netra yang tak beralih dari luka jinan,sedangkan tangannya tengah sibuk mengeringkan luka dengan kapas.

"Jangan ngelakuin hal yang udah pasti sia sia, dengan lo lukain diri sendiri, lo gak bakalan dapetin ketenangan yang lo inginkan. Ngelukain diri sendiri gak bakalan bikin masalah lo hilang! "

STALKER OBSESSION (TUNDA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang