Happy Reading
..
.
[12:57]
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 1, di mana matahari sudah berada pada tempatnya. Cahaya matahari yang terik menembus sebuah gorden hitam di ruang tamu, di dalam sana terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di sofa sembari mengepulkan asap sembarang.
Sebatang nikotin yang di apit antara dua jari, ia hisap lalu mengepulkan asapnya tenang, seakan akan seluruh asap itu adalah masalah. Mengabaikan sebuah suara keras yang menggema dari salah satu ruangan.
"Devan pliss tolong bukain pintunya, Ggue gak tahan Biarin gue ke toilet devan..... " Teriak keras seorang pemuda yang sedang di kurung di dalam ruangan tersebut, Memohon untuk segera di buka kan pintu.
Tetapi sayangnya ucapan pemuda manis tersebut tak di indahkan oleh pemuda yang ia harap akan membantunya, "gue udah bilang lo buang air di sana aja, nanti bakalan gue bersihin! " Teriak devan yang sedikit pun masih tidak bergerak dari tempatnya.
Sedangkan di dalam sana, jinan yang sudah menahan kencingnya selama setengah jam, merasakan bahwa mungkin sebentar lagi air seni akan keluar dari lubang uretranya. Dengan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, ia memaksa duduk bersimpuh di lantai.
Tapi tak lama kemudian ia yang berharap bisa menahan lebih lama, nyatanya gagal. Kandung kemih yang semakin sakit tak bisa menampung air seninya, perlahan lahan lantai putih mulai di genanggi dengan cairan berwarna kuning.
Jinan menatap nanar air seni yang mengotori lantai, cairan bening menerobos keluar dari kedua matanya yang merah, "jahat.... " Lirihnya terisak. Dengan tangan bergetar Jinan meletakannya di lantai, dan menumpu agar bisa menopang tubuhnya yang lemah untuk segera bangkit.
"Devan buka... " Ucapnya kembali sembari mengedor pelan pintu. Satu menit, lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit tidak ada tanda tanda bahwa pintu akan terbuka. Jinan menghela napas pelan lalu beranjak pergi ke pojok ruangan.
"Bunda kenapa hidup Jinan jadi gini? Jinan capek bunda... Jinan gak bisa hidup kaya gini terus hiks... " Cicitnya pilu seraya duduk memeluk lutut, "Kalau gini apa Jinan boleh nyerah..? "
.
Devan kini berada di ruang keluarga, kedua netranya menatap senang layar televisi yang menampilkan sebuah gambar berita yang beredar.
"Orang tua dari korban kebakaran yang terjadi di international highschool, terus menuntut keadilan untuk para mendiang anak anaknya. Satu minggu sudah berlalu tapi tidak ada tanda tanda bahwa pelaku berinisial J menampakan diri ke publik, Pelaku di duga kabur ke luar negeri untuk menghindari pihak berwajib"
"Saat ini saya bersama salah satu keluarga korban, permisi ibu selamat siang, apa ada pesan yang ingin anda sampaikan?" Tanya seorang wanita pembawa berita, ia mendekatkan sebuah mic yang berada di tangannya ke depan mulut seorang wanita paruh baya.
"Jinan jika kamu melihat ini saya harap hidup kamu terus di hantui oleh rasa bersalah, saya harap kamu tidak pernah bahagia. Saya bersumpah akan berusaha untuk mendapatkan kamu, di mana pun kamu berada....hiks Salah mereka semua apa? Kenapa kamu hiks melakukan hal sekeji ini hiks...." Siapa pun yang melihat ini pasti akan merasa iba, wanita itu mengusap kedua matanya yang mengeluarkan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER OBSESSION (TUNDA)
Mystery / Thrillerᴡᴀʀɴɪɴɢ . "ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ʟᴏ ʜᴀɴᴄᴜʀɪɴ ʜɪᴅᴜᴘ ɢᴜᴇ? ɢᴜᴇ.. ɢᴀᴋ sᴇᴋᴜᴀᴛ ɪᴛᴜ ʙᴜᴀᴛ ʜᴀᴅᴀᴘɪ ᴅᴜɴɪᴀ ʏᴀɴɢ ᴋᴇᴊᴀᴍ. ʜᴀʀɪ ᴋᴇ ʜᴀʀɪ, ᴊᴀᴛɪ ᴅɪʀɪ ɢᴜᴇ ʜɪʟᴀɴɢ.... ɢᴜᴇ ɢᴀᴋ ᴛᴀᴜ ʜᴀʀᴜs ᴀᴘᴀ, sᴇʟᴀɪɴ ɴᴜʀᴜᴛɪɴ sᴇᴍᴜᴀ ᴋᴇᴍᴀᴜᴀɴ ʟᴏ... " . sᴛᴀʀᴛ:𝟷𝟺-ᴀɢᴜsᴛᴜs-𝟸𝟶𝟸𝟸 ᴇɴᴅ: