18

3K 243 11
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Untuk sementara waktu yaitu kurang lebih sebulan, Jasta tidak boleh melakukan banyak aktivitas menggunakan bahu dan tangan nya yang cedera. Berarti Jasta juga harus terpaksa tidak ikut latihan basket selama masa pemulihan.

Jasta kini sedang berada di rumah orang tua nya, ia duduk bersender di sofa menonton tayangan televisi dengan bosan.

Ia juga harus istirahat di rumah selama seminggu agar jahitannya mengering, dan sudah tiga hari ia tidak masuk kuliah.

Jasta menggunakan kaos tanpa lengan berwarna hitam, sengaja ia memakai pakaian seperti itu selain karena gerah kepanasan akan cuaca juga biar perban nya tidak tertutup pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jasta menggunakan kaos tanpa lengan berwarna hitam, sengaja ia memakai pakaian seperti itu selain karena gerah kepanasan akan cuaca juga biar perban nya tidak tertutup pakaian.

"Saya membiayai kamu kuliah bukan untuk bermalas-malasan tidak masuk kuliah terus."

Jasta mengalihkan pandangan pada sang Papa yang baru saja tiba dan menatap datar diri nya.

"Saya tidak malas kuliah, kalau penglihatan anda masih baik pasti bisa lihat kondisi saya." Balas Jasta tenang.

Papa melirik bahu kiri Jasta yang diperban.

Kemudian beberapa detik suasana di antara ayah dan anak itu hening.

"Kenapa harus Mama nya Juna?" Tanya Jasta tanpa melihat Papa nya, pandangannya masih terfokus pada televisi.

"Kamu jangan ikut campur."

Jasta tersenyum samar mendengar ucapan dingin dari Papa nya, ia bangkit berdiri berjalan mendekati Papa nya.

Tatapannya tenang, tidak menunjukan emosi apapun. Jasta berhasil mengontrol diri nya.

"Jasta ikut campur karena ada kaitannya juga sama Juna. Juna sahabat saya, keluarga pengganti buat saya yang keluarga asli saya saja sudah dihancurkan oleh anda tuan Alaric."

"Setelah Mama anda buat hancur, lalu saya juga anda buat hancur dan kini anda juga menghancurkan kehidupan sahabat saya yang sudah kacau." Tatapan Jasta meredup, ada sirat kecewa di mata nya.

"Dimana hati nurani anda tuan Alaric?"

Papa hanya terdiam, menatap datar anak tunggalnya.

"Sudah lah kamu nggak usah ikut campur."

Setelah mengatakan itu Papa beranjak pergi keluar rumah.

Jasta menunduk dalam, ia mengacak kasar rambutnya dengan tangan kanan.

"Kenapa Papa lakuin ini?" Gumam Jasta lirih menatap kosong lantai marmer fi bawahnya.

•••••

"Kenapa nilai kamu turun Karel? sudah saya katakan kamu harus mendapatkan nilai sempurna!"

"Jangan mencoreng jelek nama Aswangga karena kamu yang bodoh ini."

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang