21

2.8K 292 12
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPOO JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.📍


Herza terus menghisap sebuah tembakau rokok yang tersemat diantara jari nya, ia tidak sendirian di gedung rumah kosong ini. Ada Sabian juga di sini, yang juga sedang merokok bersender di dinding yang berdebu.

"Kia suka sama lo." Kata Herza membuka suara setelah beberapa menit  diantara mereka berdua hening.

"Gue nggak peduli." Jawab cuek Sabian.

"Menurut lo dia sengaja lakuin itu ke Enan nggak?"

Sabian melirik Herza sekilas dengan ekspresi datar.

"Ya."

"Lo pura-pura aja dekat sama dia terus lo hancurin dia." Saran Herza.

"Gue nggak perlu lakuin hal menjijikan dengan berdekatan sama dia."

Herza tertawa, ia menginjak sisa putung rokoknya ke lantai hingga padam.

"Inget yang targetin Hernan sekarang bukan cuma satu orang, kita harus lebih ngejaga baby bear." Ucap Sabian serius yang diangguki oleh Herza.

"Rasa nya gue mau hancurin mereka langsung." Kata Herza melihat tangannya yang terangkat dan terkepal.

"Tahan. Hancurin pelan-pelan sampai menderita." Ucap Sabian tersenyum sinis.

Herza hanya tertawa angkuh, ia setuju dengan ucapan Sabian.

•••••


Pada malam hari nya di rumah keluarga Khazeir sedang berkumpul bersama di ruang keluarga untuk makan malam.

"Oh iya Ayah mau ngasih tau ke kalian kalau Ayah sama Ibun akan ada urusan pekerjaan di kantor cabang Ayah yang di Australia, jadi kami berdua akan di sana selama tiga bulan."

Si kembar Khazeir dengan kompak menghentikan acara makan mereka, dan beralih menatap sang Ayah.

"Ayah sama Ibun mau ninggalin Enan?" Tanya Hernan lirih.

Ibun menggeleng pelan sembari tersenyum lembut, "Nak maaf ya, tapi ini urgent karena ada kendala di kantor cabang di sana. Tapi Ibun sama Ayah janji kalau kelar nya lebih cepat, kami akan segera pulang."

Herza melirik ke kembaran nya yang terlihat murung.

"Kita boleh bawa teman-teman buat nginep di sini selama Ibun dan Ayah pergi nggak?"

Hernan menoleh ke Herza, mata nya terlihat cerah kembali.

Ibun dan Ayah mengangguk sembari tersenyum.

"Boleh sayang, suruh aja mereka tinggal di sini dulu biar kalian nggak kesepian di rumah cuma berdua." Ucap Ayah.

Hernan tersenyum lebar, "Ayeyy yey siap kapten, dilaksanakan!" Kata Hernan sembari hormat.

Kemudian gelak tawa yang terdengar harmonis terdengar dari keluarga Khazeir tersebut.

•••••

Hari dimana Ibun dan Ayah pergi untuk urusan pekerjaan pun tiba.

Ada kembar Khazeir, Matteo, Sabian, Karel, Lingga, Juna dan Jasta yang mengantar Ayah dan Ibun ke bandara.

Hernan menatap Ibun dan Ayah dengan mata berkaca-kaca, sebelumnya ia juga telah menangis.

"Ibun.. Ibun sama Ayah jangan lama ya pergi nya. Adek kangenn banget tar." Hernan memeluk erat Ibun sembari terisak pelan.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang