47

1.7K 240 27
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ALUR CERITANYA.📍

Psstt semakin kalian minta buat double up terus semakin cepat menuju ending🤗

Tidak ada double up lagi untuk hari ini ya.

Tapi saya senang dan bersemangat buat up, tetap ikutin kisah mereka ya.

•••••


Ibun menarik tangan Herza untuk bangun berdiri.

Saat Herza telah berdiri, Ibun langsung memeluk erat tubuh Herza.

Ia menyadari kalau semua ini bukan sepenuhnya salah Herza.

Anak sulungnya juga sakit tapi hanya cara pelampiasannya yang salah.

"Maafin Ibun, maaf." Ucap Ibun lirih.

Herza menggelengkan kepalanya pelan, ia membalas pelukan Ibun tak kalah erat.

"Ibun jangan minta maaf, Ibun juga sakit." Terdengar nada suara Herza yang bergetar.

Ibu dan Anak itu menangis.

Ayah mendongakkan kepalanya, menahan air mata yang siap tumpah kapan saja.

Dirinya harus kuat, demi keluarganya.

Ceklek!

Pintu ruangan Hernan terbuka, menampilkan Sabian yang keluar.

"Enan udah sadar dan mencari Ibun, kalian bisa masuk." Ucap Sabian kepada Ibun, Ayah dan Herza.

Ibun dan Ayah masuk duluan ke dalam ruang rawat Hernan.

"Kali ini lo bisa lolos." Bisik Sabian datar saat Herza melewati dirinya.

Herza hanya mengangguk, ia pun masuk ke dalam ruang rawat.

"Adek.." Panggil Ibun pelan.

Hernan menoleh ke Ibun, Ayah dan Herza.

Senyum tipis terukir di kedua sudut bibirnya.

Dirinya sangat merindukan keluarganya.

Ibun mendekati Hernan, ia menciun kening anak bungsunya.

"Ibun jangan nangis." Ucap Hernan pelan sembari menghapus air mata Ibun di pipi.

Ayah juga mendekati Hernan, ia berdiri di sebelah kiri blankar Hernan.

"Nak ada yang masih sakit?" Tanya Ayah lembut sembari menggenggam tangan Hernan.

Hernan menoleh ke Ayah, ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Ayah.. Adek nggak papa."

Pandangan Hernan beralih ke Herza yang masih terdiam menunduk di belakang Ibun.

"Aa nggak mau peluk adek?"

Ucapan Hernan membuat tubuh Herza membeku, ia menggigit bibir bawahnya menahan gemetar.

Kepalanya terangkat melihat Hernan yang tersenyum manis sembari merentangan tangan ke arahnya.

"Aa sini peluk Adek.."

Air mata seketika mengalir deras di pipi Herza.

Herza bergerak cepat mendekati Hernan, ia memeluk saudara kembarnya tersebut.

"Maaf.. maafin gue Nan, maaf."

"Gue Kakak yang jahat, gue gagal jaga lo Nan, maaf maafin gue."

Herza terisak menangis keras sembari meracau.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang