29

2.8K 277 28
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.📍

Mereka memperhatikan Salsa yang berkata ingin bergabung di meja mereka.

Lalu tanpa berkata lagi, Salsa pun mengambil tempat duduk di hadapan Herza, sedangkan di samping kiri nya ada Lingga.

"Emang udah di iyain? nggak sopan banget." Ucap Juna melirik sinis.

Salsa hanya menunduk sedikit tidak berani melihat ke arah Juna.

"Lo nggak tau malu atau emang nggak punya malu?"

Salsa mengalihkan pandangan ke Sabian.

"Cewek sendiri ngumpul sama cowok-cowok, kayak murahan." Lanjut Sabian sembari tersenyum sinis.

"Udah udah jangan ribut di depan makanan." Lerai Matteo.

Hernan sedari tadi tidak menghiraukan kehadiran Salsa, ia dengan asik memakan mie ayamnya.

Salsa melirik ke Hernan, "Gue dengar band lo hiatus dulu ya, terus ruang musik dihancurin pelakunya Ellio. Tapi keterlaluan banget nggak sih? sampe buat Ellio masuk rumah sakit cedera parah dan di drop out dari kampus, yaa harga alat-alat musik itu nggak sebanding sama harga nyawa manusia kan."

Hernan menghentikan aksi makannya, ia mengangkat kepalanya menatap datar Salsa.

Brak!

Dengan gerakan gesit, kini Salsa merasakan sesak sulit nafas karena lehernya di cekik kuat oleh Matteo.

Benar. Matteo setelah mendengar ucapan Salsa, ia menjadi tersulut emosi dan dengan cepat mencekik leher Salsa.

"M-atteo.. le--pas." Ucap Salsa terbata bata.

"Nggak sebanding? bahkan nyawa pelaku yang udah hancurin alat musik itu lebih rendah dari harga alat musiknya." Kata Matteo menatap Salsa tajem.

"Emang cuma gitar tapi itu barang pemberian dari orang yang udah meninggal. Lo mana paham rasanya kehilangan, jalang!" Lanjut Matteo semakin kuat mencekik leher Salsa.

Matteo sangat sensitif hal hal yang menyangkut Mama nya.

"Teo, Mama lo nggak akan seneng kalau lo jadi pembunuh." Sahut Jasta tegas.

Ucapan Jasta membuat akal sehat Matteo kembali, ia melepaskan cekikan nya membuat Salsa tersungkur jatuh ke lantai sembari mengambil oksigen yang tadi rasanya menipis.

Tanpa sepatah kata Matteo langsung beranjak pergi meninggalkan area kantin.

"Well.. lo salah ngebangunin singa yang tertidur." Kata Hernan sinis menatap Salsa.

Kemudian mereka semua kecuali Salsa beranjak pergi.

••••••

"Eja tunggu!"

Herza yang sedang berjalan di parkiran untuk ke motornya menghentikan langkahnya, ia berbalik badan dan melihat Cellorye, pacarnya.

"Eja ayo temenin aku ke mall."

"Maaf Yi tapi aku nggak bisa, kamu sendiri dulu ya." Balas Herza lembut.

"Eja kita udah lama nggak jalan baremg, nggak habisin waktu bersama, kamu juga sibuk banget, hubungin aku di chat atau call aja enggak. Kenapa? kamu bosen sama aku?"

Herza menggelang pelan, "Enggak Yi aku nggak bosen, aku mau nemenin Hernan pergi nanti."

"Hah.. Hernan? aku pacar kamu Eja, harusnya kamu lebih banyak waktu ke aku! Enan udah gede, ngapain sih kamu sedekat itu. Dia yang larang kamu biar nggak quality time sama aku? iya?"

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang