41

1.9K 241 17
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Komenan dan votenya makin menurun nih, ayo tingkatkan lagi ya vote dan komennya apalagi komen ceritanya bukan hanya sekedar next itu bisa membuat saya semangat buat update.

•••••

Beberapa menit kemudian Jasta kembali masuk ke dalam ruang lukis Juna semabari membawa nampan yang di atasnya terdapat semangkok bubur ayam.

Jasta melihat Juna yang telah tenang namun tatapan Juna kini kosong, tampak sekali dirinya sedang kacau.

Jasta mendekati Juna dan duduk di depannya.

"Ayo makan dulu, lo belum makan." Ucap Jasta sembari menyendokkan bubur ayam tersebut dan menyodorkan ke Juna.

Juna yang tersadar dari lamunannya, menatap Jasta nanar.

"Mama gue seorang pelacur. Mama gue ngehancurin 2 keluarga, kelahiran gue membawa kesialan. Gue anak haram dari Ayah sahabat gue, harusnya lo benci gue Jas seperti Herza dan Hernan yang benci gue." Gumam Juna lirih sembari menitikkan air mata.

Jasta menurunkan sendoknya, ia menatap Juna lekat.

Arjuna yang biasanya terlihat kuat, pemberani dan galak kini sangat rapuh.

"Berhenti berpikir kayak gitu Jun. Gue akan tetap di samping lo nggak peduli lo anak siapa."

"Kenapa lo nggak benci gue Jas? perempuan yang sialnya orang yang lahirin gue itu penyebab hancurnya keluarga lo." Juna menundukkan kepalanya, ia malu pada Jasta malu karena menjadi anak dari Laura.

"Kenapa gue harus benci lo Arjuna?"

"Yang salah itu nyokap lo. Lo sama sekali nggak mau ada disituasi takdir kayak gini kan, Jun gue nggak bisa buat benci lo karena lo nggak salah, gue tau mana yang salah mana yang korban."

Juna mengangkat kepalanya, menatap Jasta yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Terimakasih Jasta, lo orang baik. Terimakasih!"

Jasta menggelengkan kepala pelan, "Gue bukan orang baik Jun, gue kadang ngebunuh orang tapi Mama gue ngajarin gue jangan ngehukum orang yang nggak bersalah."

•••••

Jasta keluar dari ruangan Juna sembari membawa nampan yang isi mangkoknya telah habis.

Ia menaruh mangkok kotor tersebut di wastafel dapur, lalu ia bergabung dengan teman-temannya yang sedang berkumpul di ruang tengah.

Di sana ada Sabian, Matteo, Lingga dan Karel.

"Juna mau makan Jas?" Tanya Lingga yang diangguki oleh Jasta.

Jasta mengambil duduk di samping Sabian.

"Juna sempat ingin melakukan percobaan bunuh diri. Kalau aja tadi gue telat dikit kita akan kehilangan Juna." Jelas Jasta sembari mengepalkan tangannya.

Ingatan tentang Juna yang ingin bunuh diri tadi terus memutar dipikirannya.

"Juna juga minta gue buat dirinya."

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang