51

1.6K 236 30
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ALUR CERITANYA YAA.📍

Tidak ada double up ya guys, dadahh.

Beberapa hari kemudian, Hernan turun dari kamarnya yang ebrada di lantai 2.

Ia yang telah bersiap ke Kampus ingin sarapan bersama keluarganya.

Hernan tersenyum melihat meja makan yang kini terisi komplit anggota keluarganya bahkan ada Juna dan Karel yang sekarang jadi keluarga juga.

"Selamat pagi anak Ibun! Sini nak kita sarapan bareng." Sapa Ibun dengan lembut dan tersenyum manis.

Hernan mengangguk, ia mengambil kursi di samping Herza.

"Karel mau apa? ini ada udang balado itu favorit kamu kan? nih Ibun ambilin ya, kamu harus makan yang banyak."

Ibun menyendokkan udang balado ke piring Karel.

"Juna kok sayur nya dikit? ini tambah lagi sayang ya biar kamu makin sehat."

Ibun menambahkan sayur bayam ke piring Juna.

Juna dan Karel hanya terdiam termenung diperlakukan seperti itu oleh Ibun.

Mereka berdua tidak pernah merasakan dapat perhatian dari seorang Ibu.

Namun sekarang mereka mendapatkannya.

Kedua mata Karel yang telah berkaca-kaca pun kini air mata itu mengalir bebas di pipi nya.

Karel menunduk sembari terus menghapus air matanya dengan tangan.

"Loh Karel kok nangis? kamu kenapa?" Tanya Ibun cemas.

"Enggak papa Bun.. ini terharu. Makasih udah nerima Karel di sini, Karel jadi bisa rasain punya keluarha yang sebenarnya gimana. Makasih banyak."

Mereka tersenyum mendengar ucapan Karel.

Ibun mendekati Karel, ia memeluk anaknya tersebut.

••••••

Kini Hernan telah berada di dalam mobil Sabian.

Sebelumnya Sabian memang telah membeli mobil baru, ia lebih suka menggunakan mobil dari pada motor nya.

Dan luka luka Sabian juga telah semakin sembuh, kepalanya telah tidak diperban lagi.

"Kenapa? ada yang dipikirin?" Tanya Sabian yang sempat melirik Hernan yang sedang terdiam melamun.

Suasana mobil hening beberapa saat.

"Bian.. kalau nanti gue nggak ada, lo harus tetap bahagia ya."

Cit!

Sabian tiba-tiba mengerem mobilnya secara mendadak ke tepi jalan setelah mendengar ucapan Hernan.

Kening Hernan pun sempat terbentur dashboard mobil.

"BIAN APA APAAN SIH? BAHAYA TAU!"

"LO YANG APA-APAAN NGOMONG GITU HAH?!"

Hernan terkejut mendengar Sabian membentaknya.

Sabian yang baru kali ini meneriakinya.

Sabian menoleh menatap tajam Hernan dengan rahang yang mengeras.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang