4

4.4K 314 3
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍


Keesokan harinya, di pagi hari Hernan yang telah rapi ingin ke Kampus melangkahkan kaki nya menuju Ruang makan untuk sarapan.

Ia mengedarkan pandangannya, di sana cuma ada Ibun dan Ayah nya. Ia tidak menemukan sosok kembarannya, Herza.

"Good morning Bun, Yah." Ucap Herza yang menduduki pantatnya di kursi.

Ibun dan Ayah tersenyum lembut ke anak bungsu mereka.

"Pagi juga sayang."

"Eumm Aa Eja mana?" Tanya Hernan.

Ibun dan Ayah sempat saling melirik lalu menatap Hernan kembali.

"Aa mu itu udah berangkat duluan katanya sih ada keperluan gitu." Jelas Ibun.

"Kamu nanti berangkat sama Ayah dulu ya Dek." Timpal Ayah yang diangguki oleh Hernan.

Hernan diam-diam tersenyum kecut dengan tipis, jelas ia menyadari kalau Herza sedang menghindari dirinya.

•••••

Hernan kini sedang berkumpul dengan para sahabatnya di kantin. Di sana ada Sabian, Juna, Jasta, Matteo, Karel dan Lingga.

Namun tidak ada Herza lagi, dan itu yang membuat Hernan terlihat lesu.

"Bilang deh sama kita Nan, lo sama Eja kenapa sih?" Tanya Juna menatap Hernan yang sedang menunduk mengaduk asal mie ayam nya.

"Gue kemaren malem ribut sama dia karena gue pulangnya kemaleman terus nggak ngabarin yaa soalnya HP gue juga mati. Gue ketiduran di Rumah Bian." Jelas Hernan.

"Lo bisa pake HP Bian buat hubungin orang rumah, atau Bian lo bisa hubungin keluarga Enan." Sahut Lingga menatap Hernan dan Sabian bergantian.

"Lupa." Jawab Sabian.

"Eja juga bentak gue dahal dia tau kalau gue nggak suka dibentak." Keluh Hernan kesal.

"Eja bentak lo karena lo salah." Ucap Jasta santai sembari memainkan HP nya.

"Eja tuh gengsinya gede, dia bukan lo Nan yang bisa gampang ekspresiin diri jadi harusnya lo lebih bisa pahamin dia karena lo kembarannya, pasti ikatan batin kalian lebih kuat." Lanjut Jasta menatap Hernan hangat.

Hernan merenungkan ucapan Jasta.

"Hernan! Jasta!"

Tiba-tiba seorang mahasiswa berlari ke meja mereka dengan raut wajah panik.

"I--itu Herza!" Ucapnya dengan nafas terengah karena habis berlari.

"Kenapa? Herza kenapa?" Tanya panik Hernan.

Mereka juga menatap mahasiswa tersebut.

Mahasiswa itu mengambil nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya.

"Herza berantem sama Alan di lapangan FK Teknik."

Brak..

Jasta langsung berdiri cepat, bangku nya terjatuh karena terdorong keras olehnya lalu Jasta berlari ke lapangan fakultas Teknik.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang