45

1.8K 259 39
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ALUR CERITANYA.📍

"Lo sadar nggak kalau obses lo semakin parah ke Hernan."

Sabian yang sedang melihat foto Hernan di kamera nya memudarkan senyumnya, lalu menoleh ke Jasta yang telah masuk ke dalam kamarnya tanpa izin.

Jasta yang menatap datar dirinya yang dibalas tatapan dingin olehnya.

"Lalu?"

"Jangan bikin Enan nanti jadi risih karena sikap lo itu."

"Gue masih normal kok, masih demen cewek tapi nggak tertarik cewek."

Jasta menghela nafas kasar. Ia sangat mengenali Sabian bagaimana.

"Emang lo masih normal tapi obsesi lo buat ngejaga Hernan itu yang berlebihan."

Bukannya takut melainkan Sabian terkekeh kecil.

"Dia tuh paling lemah seperti gampang hancur kapan pun, gue nggak mau gagal menjaga lagi." Ucap Sabian datar.

"Lo juga tertarik kan sama dia?" Tanya Sabian menatap Jasta sinis.

Jasta tersenyum miring sejenak, "Ya. Insting buas gue mengebu buat jagain dia kalau gue didekatnya."

"Lo gila Jastara. Hernan cuma milik gue!"

"Lo juga gila Sabian. Nggak ada yang bisa larang gue termasuk lo!"

Kedua pemuda yang telah bersahabat lama itu saling melempar tatapan tajam dan dingin.

Dua monster yang terobsesi dengan Hernan.

••••••

Juna memandang lurus langit malam yang bertabur bintang.

Jauh dilubuk hatinya sebenarnya ia sangat merindukan teman-temannya, ia ingin berkumpul kembali.

Namun dirinya masih sangat merasa bersalah dan tidak pantas bersama mereka.

"Angin malam nggak baik buat kesehatan, tar kamu sakit loh."

Suara seorang perempuan menyadarkan dirinya dari lamunan, Juna menoleh ke perempuan yang menghampiri dirinya di balkon dan berdiri disampingnya.

"Ini aku buatin susu coklat hangat buat kamu."

Juna menerima secangkir susu coklat tersebut, meminumnya perlahan.

"Terimakasih."

Perempuan itu mengangguk singkat.

"Kamu nggak mau pulang keteman-temanmu?"

"Lo ngusir gue?"

Perempuan itu langsung menggeleng cepat dan sedikit panik.

"Bukan, bukan gitu. Pasti teman-temanmu cariin kamu dan mereka juga kangen sama kamu Juna, aku senang bisa bantu kamu tapi tempat kamu bukan disini, tempat kamu sama mereka."

Juna tersenyum tipis, ia mengusap lembut pucuk kepala perempuan disampingnya.

Mentari Amorissa atau dipanggil Mentari. Seorang perempuan yang menggagalkan aksi bunuh dirinya seminggu yang lalu di sebuah jembatan.

Sejak saat itu lah ia tinggal sementara di apartement milik Mentari.

"Gue akan pulang nanti, tapi kayaknya lo akan kangen terus sama gue." Kata Juna yang diakhiri kekehan.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang