12

2.9K 207 1
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Hari ini karena Hernan sedang tidak ada kelas alias libur, ia bisa melalukan kegiatan rutinnya yaitu nge-band.

Hernan baru saja tiba di Cafe yang akan ia dan teman teman band nya manggung nanti, ada Sabian juga yang ikut menemani Hernan.

"Kenapa muka lo pada gelisah gitu?" Tanya Hernan saat melihat teman temannya nampak khawatir.

"Itu loh Nan si Saga mendadak izin nggak bisa manggung tadi cedera jatuh dari motor dia pas mau ke sini." Ucap pria tinggi yang bisa dipanggil Elio.

"Mana acara nya 10 menit lagi." Timpal pria rambut ikal di belakang Elio, ia bernama Bisma.

Hernan terdiam sejenak untuk berpikir, lalu ia melirik Sabian.

Senyum terukir di sudut bibirnya saat ia telah menemukan ide.

"Bian lo bisa main gitar kan? tolong ya untuk kali ini aja bantu kami, lo yang jadi gitaris tar gue yang vocalis nya." Ucap Hernan membuat Sabian menatap Hernan protes.

Sabian menghela nafas saat melihat mimik wajah memelas Hernan, ia mengangguk mengiyakan.

Hernan dan lainnya tersenyum lebar.

"Duh sorry guys gue telat ya?"

Matteo mengatur nafasnya setelah habis berlari.

"Enggak kok bang, lo aman ke sini?" Kata Hernan.

Matteo tersenyum kecil ke Hernan, "Aman kok Bokap gue lagi keluar kota."

"Nah udah lengkap semua, ayo kita berdoa dulu guys menurut kepercayaan masing-masing." Ucap Hernan memimpin doa.

Mereka mengikuti Hernan, berdoa menurut kepercayaan masing-masing lalu kemudian setelah selesai mereka saling menumpukan tangan.

"STARZE BISA!"

Starze adalah nama band mereka.

Lalu mereka berlima mulai bersiap siap untuk naik panggung.

Starze telah menampilkan penampilan band mereka, ekspresi senang dan menikmati musik sangat terlihat di wajah mereka.

Suara Hernan yang sangat bagus dan merdu saat bernyanyi membuat penonton hanyut dalam alunan musik.

Sabian yang baru pertama kali manggung menjadi gitaris tidak membuat dirinya terlihat kaku, melainkan ia terlihat mahir seperti telah terbiasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabian yang baru pertama kali manggung menjadi gitaris tidak membuat dirinya terlihat kaku, melainkan ia terlihat mahir seperti telah terbiasa.

Matteo juga terlihat senang bisa bermusik lagi walau dengan cara diam-diam, karena menurut Matteo musik adalah dunia nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matteo juga terlihat senang bisa bermusik lagi walau dengan cara diam-diam, karena menurut Matteo musik adalah dunia nya.

Starze lagi lagi berhasil membuat semua penonton yang melihatnya terpukau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Starze lagi lagi berhasil membuat semua penonton yang melihatnya terpukau.

•••••

Beda kegiatan dengan Hernan, Matteo dan Sabian. Herza, Lingga dan Jasta sedang beristirahat di tepi lapangan basket.

Mereka bertiga habis latihan basket, karena akan ada turnamen pertandingan basket antar kampus dua minggu lagi, sedangkan rekan tim mereka telah pada pulang saat langsung telah selesai latihan.

Herza meneguk minum air mineralnya di botol hingga tandas habis.

"Buset udah malem aja ternyata." Ucap Lingga saat melihat waktu di layar ponselnya yang menunjukan pukul 20.00 WIB.

"Ya gimana ya kita kalau latihan suka nggak inget waktu Bro."

Lingga dan Jasta tertawa mendegar ucapan Herza. Mereka membenarkan.

"Turnamen makin dekat, kalian jaga kesehatan ya." Kata Jasta menatap Lingga dan Herza bergantian, yang dibalas anggukan kepala.

"Lo juga Jas, jangan ngingetin orang lain doang tapi lo nya lupa sama diri sendiri."

Jasta terkekeh kecil mendengar sindiran halus dari Herza.

"Iya iya bawel deh kayak cewek." Ucap Jasta di akhiri dengan ledekan.

"Yeh si babi."

Jasta tertawa, ia tidak marah atau tersinggung malah terhibur dengan raut kesal Herza.

Diam-diam Herza tersenyun tipis tanpa Jasta dan lingga sadarin saat ia melihat Jasta yang tertawa lepas.

Gue harap tawa itu enggak berubah nanti Jas.

•••••

Juna terdiam merenung di ruang lukisnya, menatap lukisannya yang menggambarkan dirinya dan para sahabatnya.

Tangannya terulur, mengusap lembut lukisan tersebut.

" Makasih udah hadir dalam hidup gue yang gelap ini."

Juna tersenyum. Senyum tulus yang terlihat manis.

Ia sangat menyanyangi sahabat-sahabatnya dan ia tidak akan tinggal diam kalau ada yang mengusik mereka.

•••••

Rasanya kepala Karel ingin pecah, ia melirik jam yang menempel di dinding kamarnya.

"Udah malam ternyata." Gumamnya pelan.

Sudah dari siang sejak pulang dari kampus, Karel langsung belajar dan mengejarkan tugas kuliahnya.

Nilai nya tidak boleh turun atau orang tua nya akan marah besar ke diri nya.

Namun Karel telah pusing, ia juga merasakan lapar pada perutnya yang belum terisi makanan sejak siang.

Karel memutuskan untuk keluar kamar untuk mengambil makanan dahulu, ia sangat lapar.

Gelak tawa dan obrolan hangat terdengar di telinganya saat Karel ingin ke dapur.

Ia menoleh melihat dari jauh di ruang keluarga ada Mama, Papa dan Kakaknya sedang bercanda gurau. Terlihat harmonis.

Rasanya Karel ingin ikut menimbrung di sana namun ia telah mengetahui respon bagaimana orang tuanya kalau dirinya bergabung di antara mereka.

Karel tersenyum tipis memikirkan itu, langkahnya kembali ia lanjutkan ke dapur.

Karel hanya mengambil dua lembar roti dengan di olesin selai coklat favoritnya dan segelas air putih, lalu ia bawa kembali menuju kamarnya.

Katanya jadi anak bungsu itu enak? dimanja? namun Karel tidak merasakan itu di keluarganya.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang