17

2.9K 258 7
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Keesokan pagi nya, Hernan dan Herza baru saja tiba di parkiran kampus dan terlihat ada Jasta dan Sabian yang juga masih berdiri di depan motor dan mobil mereka. Seperti nya mereka juga baru sampai.

"Yo pagi Nan, Pagi Za." Sapa Jasta sembari tersenyum.

Hernan tersenyum cerah dan Herza hanya tersenyum kecil.

"Pagi jugaa."

Si kembar Khazeir mendekati dua sahabatnya itu.

"Semalem tidurnya nyenyak?" Sabian menatap lembut Hernan dan mengusap pipinya.

"Nyenyak lah di kelonin gue." Sahut Herza sinis.

"Gue nggak nanya ke lo."

Jasta tertawa kecil melihat Herza dan Sabian akan selalu berdebat saat bertemu.

Hernan menghela nafas pelan, lalu ia tersenyum lebar ke Sabian.

"Nyenyak kok! nyenyak banget."

Ekspresi Sabian kembali melunak saat melihat Hernan, ia mengusap pelan rambut Hernan.

"Cih muka dua." Cibir Herza sembari bersedekap dada.

Sabian tidak pedulikan, ia acuh.

"Yaudah yuk pada masuk ke kelas." Ajak Jasta.

Gedung FK tektik dan FK ilmu komunikasi memang bersebelahan, jadi lebih dekat.

Sabian dan Hernan berjalan di depan, sedangkan di belakang ada Herza dan Jasta.

"AWAS!"

BRAK!

Namun tiba-tiba saat ingin ke koridor kampus, ada sebuah pot bunga berukuran sedang jatuh saat Hernan ia lewat di bawahnya.

Tapi Jasta yang tanpa sengaja tadi sempat melirik ke atas melihat pot bunga itu ingin terjatuh dan saat ingin menghantam Hernan, ia langsung mendorong Hernan kuat hingga Hernan tersungkur. Namun bahu kiri nya terkena hantaman pot bunga yang jatuh tersebut.

Kejadian yang begitu cepat membuat Hernan, Herza dan Sabian mencerna dahulu.

"Lo nggak apa-apa Nan?" Tanya Sabian menangkup pipi Hernan.

Hernan masih terlihat shock, ia menoleh ke Jasta yang menggerang kesakitan dan darah mengalir dari bahu nya yang terkena pot bunga.

"Jasta! Jas lo terluka, ayo kita obatin dulu luka lo." Herza mendekat ke Jasta, ia panik namun berusaha mengontrol diri nya agar tetap tenang.

"Bian gue titip Hernan ya, tolong tenangin dia pasti kaget banget. Biar Jasta gue yang urus tar kalian nyusul aja." Ucap Herza tegas, ia bangkit berdiri sembari memapah Jasta.

Sabian mengangguk tegas, ia mendekap Hernan ke pelukannya dengan lembut.

Herza dan Jasta beranjak pergi ke ruang kesehatan di kampus.

Suasana kampus pagi ini di koridor memang sepi, hanya mereka berempat.

Sabian mendongakkan kepalanya, menatap lantai 3 di mana pot bunga itu terjatuh dari sana.

Feelingnya mengatakan bahwa kejadian ini di sengaja oleh seseorang, Sabian menggeram emosi. Ia akan menyelidiki ini semua.

"Jangan di inget! ayo." Ucap Sabian lembut, ia melangkahkan kaki nya dengan menggenggam tangan Hernan.

•••••

"SIALAN! SIAPA YANG BERANI MAIN-MAIN SAMA HERNAN?!" Teriak emosi Juna setelah mendengar penjelasan dari Sabian mengenai kejadian pot bunga tadi pagi.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang