37

1.8K 263 32
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR TYPO. JANGAN LUPA VOTE & KOMEN CERITANYA YA BUKAN CUMA SPAM NEXT OKE SAY.📍

Terhitung sudah 5 hari berlalu, Sabian terus mengikuti Hernan kemanapun, ia tidak membiarkan Hernan sendirian.

Namun justru Hernan yang lama-lama jengah di ikutin terus.

Pagi ini mereka semua sarapan bareng sebelum berangkat ke Kampus.

Jasta duduk dengan kikuk, ia berusaha menghindari tatapan tajam dari Sabian.

Sabian seperti itu karena pagi nya ia tidak menemukan Hernan di kamar mereka, ia yang biasanya memeluk Hernan saat tidur tapi kemaren malam tidak.

Karena Hernan yang diam-diam keluar kamar saat Sabian tertidur pulas dan masuk ke kamar Jasta yang memang ia sendirian di kamarnya, lalu tidur bareng Jasta.

"Mata lo bisa biasa aja nggak sih Bi? gue berasa mau ditelan hidup-hidup sama lo." Ucap Jasta mengeluh membuat yang lain termasuk Hernan menatap Jasta dan Sabian bergantian.

"Lo ambil Chocoball gue." Balas Sabian datar.

"Dia sendiri yang nyelonong masuk ke kamar gue njir? mana gue tau?" Protes Jasta tak terima dirinya disalahkan.

Jasta menoleh ke Hernan, mengkode agar membela dirinya.

Namun Hernan hanya acuh melanjutkan memakan roti berisi selai strawberry favoritnya.

"Kalian kalau ada perkara rumah tangga jangan nyeret nyeret gue

dong anjir." Jasta mengusap kasar wajahnya.

Matteo terkekeh kecil melihat Jasta yang tampak frustasi.

"Udah udah, Bian lo lanjutin makannya jangan liatin Jasta mulu." Tegur Matteo tegas yang dituruti oleh Sabian.

•••••••

Di dalam kelas, tiba-tiba Hernan merasa nyeri pada dada nya dan lemas namun ia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja.

"Ayo ke kantin! yang lain udah pada nunggu." Kata Sabian yang menghampiri kursi Hernan dan menatap sahabatnya tersebut.

Hernan tersenyum tipis, "Lo duluan aja dulu deh Bi, gue mau ke toilet nih mules banget."

Sabian memicingkan kedua matanya, menatap penuh selidik Hernan.

"Gue anter."

Hernan yang mendengar itu menggeleng cepat.

"Nggak usah gue bisa sendiri, please ya buat kali ini aja tar abis dari toilet gue langsung nyusul ke kantin." Ucap Hernan dengan nada memelas dan pupy eyes.

Sabian yang ditatap seperti itu pun luluh. Hernan terlalu menggemaskan.

"Yaudah jangan lama-lama ya, hubungin gue kalau ada apa-apa. Gue duluan." Kata Sabian sembari mengusap lembut pucuk kepala Hernan.

Hernan tersenyum lebar dan mengangguk.

Kemudian Sabian beranjak pergi ke kantin duluan.

Karena kondisi kelas telah sepi hanya tersisa dirinya, Hernan menyandarkan punggungnya di kursi sembari mengatur nafasnya perlahan.

Ting!

Suara nitif dari ponselnya berbunyi, Hernan segera mengambil ponselnya dan menyalakan ponselnya.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang