26

2.5K 256 16
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Perceraian orang tua Sabian tetap berjalan, dan kini orang tua nya telah resmi bercerai.

Sudah setahun kemudian sejak orang tua nya bercerai, Sabian memilih untuk pergi dari rumah, memilih tidak ikut siapapun dan tinggal sendiri di apartemen.

Sabian yang memang orangnya cuek kini semakin dingin, tertutup dari orang-orang.

Tidak terasa kini Sabian, Jasta dan Alea akan lulus SMA.

"Nanti lo mau kuliah dimana Sab?" Tanya Jasta melirik Sabian.

"Nggak tau, gimana nanti." Balas cuek Sabian.

"Bian, Jasta kita satu kampus aja yuk nanti." Kata Alea ceria dengan senyum manisnya.

Mereka bertiga sedang berkumpul di rooftop sekolah.

Jasta tersenyum dan mengangguk, lalu mengusap pelan pucuk kepala Alea.

"Kamu pulang nanti sama Jasta ya, aku ada urusan bentar." Ucap Sabian ke Alea.

Alea mengangguk patuh.

"Tenang Bian, gua bakal anter Alea aman sentosa."

Sabian tersenyum tipis mendengar penuturan Jasta.

••••

Sabian sedang mengendarai motor nya membelah jalanan, namun pikirannya mulai berisik.

Citt..

Brak!

Sabian terjatuh dari motornya saat ia ingin menghindari mobil didepannya, jadi ia banting stir ke trotoar dan terjatuh.

Ia meringis pelan dan mencoba bangjit berdiri namun ia melihat ada sebuah tangan terulur di depannya.

Sabian mendongakkan kepalanya, melihat seorang pria yang sepantaran sepertu dirinya masih memakai seragam sekolah SMA yang berbeda dari nya.

"Ayo bangun!"

Sabian menerima uluran tangan tersebut, lalu pria itu membantu Sabian duduk di pembatas trotoar.

"Bentar ya."

Pria tersebut berbalik badan dan berjalan menuju mobilnya.

Ternyata ia adalah pemilik mobil yang tadi Sabian hampir tabrak.

Tidak lama kemudian pria itu kembali dengan membawa sekotak P3K di tangannya.

"Lepas dulu helm lo!"

Sabian bukan orang yang gampang diatur namun entah mengapa ia gampang sekali menuruti permintaan pria dihadapannya ini.

Lalu Sabian melepaskan helmnya.

Pria tersebut berjongkok di depan Sabian, ia meraih tangan Sabian dan mulai mengobati luka-luka baret di tangannya akibat jatuh tadi dan memang Sabian sedang tidak mengenakan hoodie.

Tidak ada protesan atau ringisan dati Sabian, ia tetap diam sembari menatap pria di depannya yang sedang serius mengobati diri nya.

"Nyawa lo ada berapa sih? ampe nekat banting stir gitu, nyari mati lo?"

Setelah selesai mengobati Sabian dan memberikan plester bergambar beruang coklat, pria itu mendongakkan kepalanya dan mulai mengomel ke Sabian.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang