8

3.5K 224 2
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR & TYPO. Guys vote nya menurun nih jadi sedih saya, ayo ditingkatin lagi yuk vote dan komennya. 📍


Lingga menuruni anak tangga rumahnya, penampilannya telah rapi karena ia akan pergi ke Kampus.

Saat tiba di ruang makan yang sangat luas tersebut, Lingga mengedarkan pandangannya mencari kedua sosok orang tuanya.

"Pagi Den Lingga, Tuan dan Nyonya sudah berangkat tadi pagi subuh untuk perjalanan bisnis." Jelas kepala pelayan yang bernama Bi Marni, menunduk hormat pada Lingga.

Mendengar ucapan dari Bi Marni membuat Lingga mendatarkan wajahnya.

"Terimakasih ya Bi." Ucap Lingga ramah sembari tersenyum.

"Sama-sama Den Lingga, kalau begitu Bibi kembali ke dapur dulu ya." Pamit Bi Marni yang di angguki oleh Lingga.

Lingga menunduk, menatap tanpa minat sepiring sandwich di depannya tanpa minat. Nafsu makannya menjadi hilang.

Lingga bangkit berdiri, beranjak pergi ke Kampusnya.

Mood nya sudah buruk pagi ini.

••••

"Ling, lo kenapa? pucat gitu muka." Kata  Karel yang melihat wajah Lingga yang memang menjadi pucat, Lingga juga dari tadi hanya diam.

Mendengar ucapan Karel membuat Herza, Juna dan Jasta menoleh ke Lingga.

Mereka sedang berkumpul di kantin sedangkan Matteo sedang libur, Hernan dan Sabian masih ada kelas.

"Lo nggak sarapan ya?" Tanya Juna tepat sasaran.

Lingga tidak menjawab, ia hanya menatap Juna.

"Astaga Lingga lo itu punya asam lambung! gue udah selalu pesan ke lo jangan telat makan, tapi ini malah nggak sarapan." Omel Juna.

"Lo istirahat aja di Basecamp ayo." Titah Herza tegas.

Lingga tidak membantah dan tidak menolak.

Mereka beranjak pergi ke Basecamp untuk mengantar Lingga.

Di Basecamp ini terdapat 4 kamar, bangunan ini lebih bisa dikatakan sebagai sebuah rumah. Rumah yang dibangun oleh mereka berdelapan.

Karel menatap cemas Lingga yang berbaring lemas di ranjangnya.

Lingga kalau sedang sakit memang akan menjadi pendiam.

"Jasta lagi beliin lo bubur, tar harus dimakan ya sama minum juga obatnya." Kata Herza yang hanya diangguki pasrah oleh Lingga.

"Tolong kalian keluar dulu ya? gue mau nelpon Nyokap." Ucap lemas Lingga.

Kemudian Juna, Karel dan Herza beranjak keluar.

Lingga mengambil benda persegi panjang yang tidak lain adalah ponselnya yang berada di samping dirinya.

Ia menunggu sambungan telepon tersambung.

Beberapa menit kemudian telepon nya terhubung, ia bisa mendengar suara Mommy nya.

'Hallo sayang? kenapa? kalau mau ngomong cepetan ya, Mom akan ada rapat sebentar lagi.'

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang