30

2.5K 228 26
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.📍

Kini Kia dan Karel semakin dekat, mereka juga sering berjalan berdua dan Karel sudah jarang berkumpul dengan teman-temannya.

Seperti sekarang di kantin, Kia dan Karel duduk berdua di meja yang sama sedangkan tak jauh dari meja mereka adalah meja makan Hernan dan lainnya.

"Rel kamu nggak mau gabung sama teman-temanmu?" Tanya Kia sembari menatap Karel yang duduk di depannya.

Karel sempat melirik ke meja teman-temannya dan tatapannya bertemu dengan Herza yang menatap tajam dirinya.

Lalu Karel menatap Kia dan tersenyum kecil, "Enggak usah, mau sama kamu aja." Ucapnya lembut.

Mendengar ucapan Karel membuat pipi putih Kia menjadi merona.

"Cih ulat bulu banget, demen sama Bian tapi Karel juga di embat." Cibir pelan Hernan yang mendengar ucapan Karel, karena memang Karel berbicara nya lumayan keras.

Jasta dan Matteo hanya terkekeh kecil melihat Hernan yang mulai julid.

"Eja!"

Perhatian mereka beralih ke Cellorye yang datang menghampiri Herza dan dibelakangnya ada Salsa.

Sedangkan sang empu yang dipanggil tidak menghiraukan, ia hanya menyesap kopi nya.

"Eja aku nggak mau putus! pokoknya kita nggak putus."

"Heh lo tau bahasa Indonesia nggak sih? kalau Eja udah bilang putus yaudah putus, maksa amat." Sahut Juna sewot.

"Diam! gue nggak ngomong sama lo."

"Idih anjing banget sini lo!"

Juna ingin bangkit duduk namun di tahan oleh Jasta yang duduk di sampingnya.

"Eja kamu dengerin aku nggak sih?" Kata Cellorye dengan merengek.

"Lo nggak kasian sama Oyi? jangan cuma karena Hernan lo bisa egois gitu terus nyakitin cewek, Nyokap lo kan cewek Za masa lo nyakitin cewek." Sahut Salsa dengan polos.

"Anjing bawa-bawa gue sama nyokap." Hernan menatap tajam Salsa.

"Udah ngebacotnya?" Ucap Herza datar menatap dingin Cellorye dan Salsa.

"Keputusan gue nggak akan berubah, dan lo Sal mending lo diem jangan sok tau atau gue robekin itu mulut." Lanjut Herza penuh penekanan, lalu ia bangkit berdiri.

"Ini black card buat lo dan jangan pernah muncul deketin gue lagi atau ganggu Hernan, macem-macem habis lo pada."

Herza mengeluarkan kartu black card miliknya dari dalam dompet, lalu memberikannya ke Cellorye.

"Pergi!"

Cellorye mengambil black card tersebut lalu ia dan Salsa beranjak pergi.

"Tuan muda emang beda ya." Sindir Juna terkekeh sinis.

Mereka ikut tertawa kecil.

"Orang kayak gitu kasih duit aja bakal diem." Kata Lingga.

••••••

"Siapa yang ngizinin orang asing masuk ke markas?" Tanya Jasta datar.

Jasta, Hernan, Herza, Matteo, Sabian, Juna dan Lingga setelah pulang dari kampus mereka mampir untuk ke base camp.

Namun mereka terkejut di dalam ada Karel dan Kia yang sedang duduk di sofa dan mengobrol.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang