3

4.5K 316 2
                                    

📍JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA📍



Suasana pagi hari di keluarga Khazeir terlihat tenang, sekeluarga itu kini sedang menikmati sarapan mereka masing-masing.

"Assalamu'alaikum.."

Keluarga Khazeir menoleh kesumber suara, melihat Sabian berjalan mendekat.

"Waalaikumsalam."

Karena Sabian adalah sahabat Hernan yang paling dekat, membuat Sabian bisa langsung dipersilahkan masuk.

"Ehh anak Ibun yang ganteng, ayo sini sarapan bareng." Ucap Ibun tersenyum lembut ke Sabian.

Sabian mengangguk, ia mengambil tempat duduk di samping Hernan.

Sedangkan di sebrang meja ada Herza yang duduk sembari memperhatikan Hernan dan Sabian.

Sabian mulai memakan sarapannya setelah disiapkan oleh Hernan.

"Bian izin berangkat bareng sama Hernan ya Bun, Yah." Izin Sabian menatap Ibun dan Ayah secara bergantian.

"Enggak! Hernan bareng sama gue." Sahut Herza sebelum Ibun dan Ayah mengangguk.

"Kenapa sih? gue juga mau kok berangkat bareng Bian." Kata Hernan membuat Herza menatap dirinya dengan datar.

Herza bangkit berdiri, "Eja kenyang, mau berangkat. Assalamu'alaikum." Pamit Herza salim pada Ibun dan Ayah lalu beranjak pergi.

Ayah menghela nafas pelan, "Yaudah Bian sama Enan dihabisin dulu sarapannya, baru berangkat ya."

Sabian dan Hernan mengangguk patuh, melanjutkan sarapan mereka.

••••••

"Aa Ejaaaa!" Panggil Hernan berlari kecil di lorong Kampus, menyamai langkah Herza.

Herza melirik Hernan dan wajahnya semakin datar saat melihat Sabian di belakang Hernan.

"Apa?"

"Gue tar pulang nggak bareng sama lo ya, gue mau bareng sama Bian." Ucap Hernan.

"Terserah." Herza melanjutkan langkahnya.

Hernan menatap bingung punggung Herza yang semakin menjauh.

"Dia kenapa sih?" Gumam Hernan.

"Ayo ke kelas, udah mau masuk."

Sabian merangkul Hernan, keduanya berbalik arah untuk pergi ke kelas.

••••

"Loh Eja belum datang?" Kata Hernan yang baru saja bergabung dengan sahabat-sahabatnya di Kantin, ia datang bersama Sabian.

Di sana ada Karel, Jasta, dan Juna sedangkan Matteo sedang tidak ada kelas dan Lingga kelasnya sore nanti.

Karel menggelengkan kepalanya.

"Jas?"

Hernan menatap Jasta meminta jawaban.

"Gue nggak tau Nan si Herza kemana, abis selesai kelas tadi dia langsung pergi gitu aja tanpa bilang mau kemana." Jelas Jasta.

"Kalian lagi berantem?" Tanya Juna sembari meminum sekaleng coca cola.

Hernan menggeleng lesu lalu mengehela nafas.

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang