55

1.5K 231 46
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ALUR CERITANYA.📍

"Malaikat kematian kalian." Balas Sabian dengan nada yang dingin dan tatapan begis nya.

Lalu terdengar suara suara yang mulai saling bersahutan dari orang-orang di sana.

Mereka mengejek dan meremehkan Sabian.

Satu pria maju mendekati Sabian.

"Duh dek kebanyakan tidur siang ya jadi mimpi gitu, sana pulang dan lanjut tid--"

Jleb!

Sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya, sebuah pisau tajam menancal tepat di nadi lehernya yang membuat pria itu seketika ambruk ke lantai dan tewas.

Sabian lah yang melakukannya.

Sedangkan yang lain sempat terkejut melihat kawan mereka tewas begitu saja, mereka menggeram marah ke Sabian yang menatap dingin ke mereka.

"BUNUH ANAK ITU!" Teriak lantang salah satu dari mereka.

Mereka maju secara serentak ke Sabian.

Kalau orang biasa mungkin akan terdesak karena terkepung oleh banyak orang-orang begini, namun Sabian bukan orang biasa.

Sabian menangkap satu tangan kiri dan satu kaki kanan dari dua pria tersebut, lalu tanpa berperasaan ia memelintir hingga tulangnya berbunyi suara patahan.

Bisa dipastikan tulang tangan dan kaki itu telah remuk.

"Hahaha saya tau kedatanganmu kesini karena anak dan wanita itu telah mati kan? akhirnya misi kami berhasil hahaha." Ucap Pria yang ternyata pemimpin mereka, ia tertawa angkuh.

Sabian terdiam. Kilasan ingatannya tentang Hernan yang ia temukan dalam keadaan terluka dan penuh darah.

Penjelasan dokter tentang kondisi Hernan.

Hernan yang terbaring koma.

Kemudian urat urat terlihat menjalar diwajah dan tangan Sabian.

Gejolak emosinya bangkit. Ia sangat emosi mengingat Hernan yang penuh darah.

Tatapannya yang memerah, menatap tajam mereka semua.

Seperti hewan buas yang siap mengamuk.

Dengan tatapan yang telah menggelap karena emosi, Sabian berlari ke merrka dengan acak.

Ia memukul keras langsung beberapa orang, ia menikam tubuh tubuh pria itu.

Sabian menggamuk dan menggila.

Dirinya kembali lost control.

Dirinya tidak mampu dihentikan, terus menyerang dan menyerang.

Lalu jumlah mereka telah semakin berkurang karena banyak yang telah tewas di tangan Sabian yang hanya bermodal 2 pisau ditangannya.

Sabian berdiri dengan nafas yang memburu, kedua tangan yang terkepal.

Wajah dan tubuhnya telah terkena cipratan bercak darah dari lawan lawannya.

Mereka yang tersisa kini berdiri dengan getar, merasa takut dengan Sabian.

"AYO! NAPA BERHENTI! SERANG DIA, HABISIN!" Teriak ketua mereka dengan lantang.

Terhitung mereka kita tinggal tersisa 5 orang termasuk ketuanya.

••••

"Menurut lo, apa yang lagi Sabian lakuin?"

KHAZEIR || SELESAI✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang