11

595 70 3
                                    

"Oh astaga!" Irish sedikit terkejut saat membuka mata, Ila terduduk dengan tangan yang memegang wajahnya. Ia melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi,

Tuk. Tuk.

"Ila mau bilang Nda ada tamu sepagi ini?"

"Eung!" Irish tersenyum lantas menggendong sang anak menuju pintu, sementara Daniel masih tertidur lelap.

"Cari siapa ya?" Tanya Irish, yang ia lihat saat membuka pintu adalah seseorang yang tak ia kenal terkejut sendiri melihatnya.

"O-oh kurasa aku salah rumah, maaf mengganggu pagi-pagi"

"Tunggu, mau cari siapa? Dokter Daniel?"

"Anu... Dokter Davin"

"Masnya lagi sakit ya? Biar saya antarkan ke kediamannya Dokter Davin supaya ditangani cepat—"

"Nggak nggak, bukan aku yang sakit. A-aku mau minta tolong dia atur ponselku... Aku pacarnya"

Irish diam, Yuan juga diam sambil menunduk menggenggam totebag berukuran sedang. Yuan menepuk mulutnya pelan karna terlalu ringan menyebutkan hubungannya dengan Davin.

"Oh, pacarnya ya? Rumahnya selang satu rumah dari sini" seru Irish menunjuk salah satu rumah,

"M-Makasih, maaf mengganggu waktu tidurnya" Yuan membungkuk sedikit dan berbalik, Irish segera menahannya sebelum Yuan melangkah pergi.

"Namamu siapa?"

"Y-Yuan.." Irish tersenyum mendengarnya,

"Terimakasih sudah mencintai orang seperti Davin"

"Ya?" Yuan tak mengerti, kenapa orang di depannya ini berterimakasih?

"Nanti kita cerita, gih kesana dulu bangunkan dia"

.
.
.

Tuk. Tuk.
Yuan masih malu karna salah ketuk pintu, merutuki dirinya sendiri yang terlalu bersemangat menghampiri sosok yang baru satu hari resmi jadi pacarnya itu. Barang yang ia bawa itu sebenarnya adalah sebuah ponsel baru yang dibelikan sang Ayah, katanya hadiah karna ia sembuh dari kebutaannya.

Tapi karna ia tak pernah memegang ponsel pun menggunakannya, momen ini ia gunakan untuk lovey-dovey sama Davin dengan dalih minta diaturkan ponsel barunya.

Cklek.

"Kau datang sangat pagi" Yuan menggaruk kepalanya canggung mendengar ucapan itu, "Apa itu?"

"Ah ini" Yuan menyodorkan totebag kecil itu pada Davin, "Aku dapat ponsel baru, tapi aku tak tahu cara pakainya. Kata Ibu minta tolong sama.... Pacar.." suara Yuan mengecil di kata terakhir, Davin yang masih agak mengantuk merasa gemas dengan sosok di hadapannya ini.

"Sekalinya punya pacar menggemaskan seperti ini, ayo masuk" Yuan mengangguk lalu menggandeng lengan Davin.

Bukan ponsel yang wah, hanya ponsel android keluaran baru yang ada di kelas menengah. Yuan memperhatikan sang pacar yang sedang serius mengatur isi ponselnya, merasa masih terlalu pagi dan sudah merepotkan, Yuan berinisiatif pergi ke dapur untuk melihat apa yang bisa dia buat.

"Mau ngapain?" Tanya Davin tanpa menoleh,

"Buat sarapan, dokter punya roti?"

"Ada di kulkas, selai coklatnya di dekat microwave"

Dan tersajilah roti dengan olesan coklat untuk Davin, juga ada susu yang kebetulan Yuan lihat di kulkas.

"Nanti aku masak lagi kalau sudah pintar diajari Ibu"

"Jadi Ibu? Mau kita nikah cepat?"

"....." Merasa hawa tak enak, Davin menoleh. Melihat Yuan yang sudah menatapnya datar, "Apa saya salah mengucap sesuatu?"

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang