30

446 63 11
                                    

Masih di hari yang sama, namun pada sore hari.

Usai acara resepsi Davin dan Yuan, Kalvin izin pulang terlebih dahulu karna Nuwa yang nampak linglung seperti ingin pingsan. Begitu sampai rumah, hal pertama yang dilakukan Nuwa adalah masuk ke kamar mandi.

Ada perawat yang ikut mereka serta membawa peralatan dari asrama, dan menyaksikan Nuwa yang mengeluarkan isi perutnya disertai rintihan pelan.

"Kalvin, kamu kayaknya tokcer deh"

"Hah? Gimana mbak?" Si perawat itu memberikan sebuah box kecil pada Kalvin,

"Vin, mual banget nggak enak" lirih Nuwa yang memegang lengan Kalvin erat.

"Ini coba dulu ke dokter Nuwa, alatnya bisa ngedeteksi berapa lama dokter isi. Aku tunggu di luar ya" perawat itu keluar dari kamar mandi untuk menyiapkan alat medisnya,

Dengan telaten Kalvin membantu Nuwa untuk membersihkan mulutnya begitu selesai, ia merangkul pinggang Nuwa erat sebab sang suami yang bertumpu penuh bersandar padanya.

"Kak, nyobain ini ya? Tadi perawat ngasih aku ini" Nuwa melirik box yang ada di tangan Kalvin,

"Kalau negatif gimana, Kalvin?" Sahut Nuwa dengan mata berkaca-kaca, "Aku nggak mau, ini paling asam lambungku yang kambuh aja"

Selayaknya pasangan resmi pada umumnya, Nuwa takut menjatuhkan ekspektasi orang-orang terdekatnya. Ia ingat betul betapa sulit orangtuanya menghadirkan dirinya di dunia, Nuwa takut itu terjadi pada dirinya juga dan mengecewakan Kalvin.

"Coba aja dulu, Kak. Antisipasi. Kalau negatif, aku bakal langsung minta Bang Daniel buat nginfus Kakak. Mau aku bantuin apa Kakak mau cek sendiri?"

Nuwa terdiam cukup lama melihat box bertuliskan 'pregnancy test' itu, akhirnya mengambil barang tersebut lalu dituntun untuk duduk di closet.

"A-aku mau cek sendiri"

"Oke, segera kabari aku begitu hasilnya keluar ya Kak. Biar bisa cepet tindakan" Nuwa mengangguk pelan.

Sekitar 10 menit menunggu, Kalvin mulai resah. Nggak ada suara apapun dari dalam kamar mandi, "tunggu 5 menit lagi, Vin"

"Iya, mbak. Ini udah sambil ancang-ancang nelpon Bang Daniel"

Klek.

"Kak, gimana?" Nuwa menatap lekat Kalvin yang langsung berdiri menghampirinya, pandangannya turun ke bawah menunjukkan tangannya yang berada di perutnya.

"Ada, disini ada dia" lirih Nuwa membuat Kalvin memeluk Nuwa erat, perawat yang mendengarnya juga terharu.

"Terimakasih, terimakasih banyak, Kak" seru Kalvin lalu mengecup pipinya,

Nuwa melepaskan pelukannya, menyodorkan testpack yang tadi ia pakai. Tertera tulisan 1-2 weeks disana, artinya janin tersebut bisa saja berkembang setelah mereka berdua pertama kali memadu kasih setelah menikah.

"Berbaring dulu ya, dokter. Kita pemeriksaan awal dulu sebelum saya telpon bu bidan"

..

..

..

Kabar Nuwa yang mengandung anak pertamanya cepat menyebar ke seluruh pegawai klinik malam itu, termasuk pengantin baru kita. Kediaman Kalvin dan Nuwa sontak ramai dengan para pegawai yang mengucapkan selamat, Nuwa hanya bisa menanggapinya dengan senyuman karna dirinya masih lemas, membiarkan sang suami yang menjadi perantaranya untuk bicara.

"Tadi pas nikahan aku udah mual, Kak?" Nuwa menggeleng ketika Yuan bertanya seperti itu, "Awalnya gitu, tapi mendingan pas makan puding coklat. Makanya abis 3"

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang