23

431 63 2
                                    

Kalvin tidak pulang bersama Daniel sebab ia membawa mobil Nuwa ke desa, ia baru sampai 3 jam setelah Daniel sampai, tepat di tengah malam.

Lampu rumah masih menyala, diam-diam Kalvin tersenyum mengira bahwa ada yang sengaja sedang menunggunya hingga selarut ini.

Klek.

Dugaannya benar, tetapi dengan kondisi Nuwa yang tidur di lantai beralaskan selimut tebalnya. Sementara dirinya memakai jaket Kalvin yang hanya menyelimuti tubuh atasnya.

"Kak?" Nuwa menggeliat pelan mendengar suara yang menyapa telinganya,

"Ngapain tidur disini?" Tanya Kalvin sembari meletakkan barang bawaannya di sofa--termasuk brownies panggang yang sengaja ia beli untuk Nuwa. Spesialis anak ini tidak meminta, Kalvin yang inisiatif.

"Kalvin belum pulang, mau tidur sama dia aja" pengen banget Kalvin gemesin cintanya ini,

"Kakak ngeh nggak lagi ngomong sama siapa? Bahaya kalau maling yang masuk"

"Isshh kan udah Nuwa kunci pintunya, yang punya kunci cadangannya ya Kalvin--" Nuwa membuka matanya, melihat Kalvin sudah ada di depannya tersenyum dan mengusap kepalanya,

"Inget umur dong, Kak. Kalau seperti ini orang mana percaya Kakak udah 28?" Nuwa langsung menutup wajahnya dengan jaket karna malu, "Ini juga, kangen banget sama aku sampai pake jaketku gini? Kita cuma jauh-jauhan sehari"

"Terserah lah, mau pindah tidur" Nuwa duduk, mengumpulkan sedikit nyawanya supaya bisa mengangkat selimut dan bantalnya lalu berjalan ke kamar.

Jaket yang dipakainya dilempar ke arah Kalvin, kepalang malu karna dilihat sama yang punya, "Kak awas--"

Duk.

"Aw!" Lirih Nuwa karna dahinya kepentok kusen pintu, "sakit.." ucapnya saat mengusap dahinya,

Kalvin cepat berdiri dan melihat wajah Nuwa, rupanya sudut dahi yang kena tadi agak lecet dan mengeluarkan darah sedikit. Pantas saja, ada paku kecil disitu tempat Nuwa menggantung sapu lidi untuk kasur.

"Aku antar ke kasur, habis itu ambil obat" Nuwa menurut lalu membiarkan tubuhnya dirangkul Kalvin menuju kasur.

Kalvin membubuhkan betadin di sekitar lukanya dan ditutup menggunakan plester, Nuwa meringis sedikit tetapi tetap memejamkan mata karna ngantuk berat.

"Tidur yang nyenyak, Kak"

"Kamu mau kemana lagi?" Lirih Nuwa nahan tangan Kalvin,

"Beres-beres barang bawaan sekalian ganti baju, aku tetep dirumah"

"Jangan lama" Nuwa berganti posisi membelakangi Kalvin.

..

..

..

Nuwa terbangun tanpa mendapati Kalvin di sampingnya, ah mungkin ia bermimpi kalau Kalvin sudah pulang. Ia masih harus menahan rindu terhadap pria yang lebih muda darinya itu.

Namun Nuwa terheran, kenapa mobilnya terparkir di samping mobil Kalvin. Seingatnya Kalvin pergi bersama Daniel menggunakan mobil suami Irish itu, dan mobilnya masih di rumah orangtuanya.

"Kalvin?" Panggil Nuwa namun tak ada yang menyahut, ia ke ruang tengah mendapati sepiring brownies dan secangkir teh yang asapnya masih mengepul. Seingatnya ia sama sekali tak membeli pangan manis tersebut.

Klek.

"Oh? Sudah bangun" Nuwa menoleh, melihat sosok yang datang dengan plastik bening berisi lontong sayur.

Nuwa beranjak dan segera memeluk Kalvin erat sambil menangis, hampir saja Kalvin menjatuhkan sarapan mereka berdua kalau refleksnya jelek.

"Sshh jangan menangis, Kak. Semalem kepentok kusen saja diam, masa lihat aku doang nangis?" Nuwa melepas pelukannya dan memegang dahinya, benar ada plester yang menempel disana.

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang