"Misi, ada dokter Nuwa?" Beberapa perawat yang sedang berkumpul di pendaftaran depan menoleh,
"Loh.. Kalvin? Sejak kapan disini?" Tanya Altair yang mengenali wajah pria yang mengejar cinta Nuwa itu,
"2 hari lalu? Ya sekitaran itu"
"Kamu tinggal dimana?"
"Rumah dokter Nuwa"
"HAH?!" kaget dong mereka yang ada disana tak terkecuali Altair, "Kalian tinggal bareng? Tidur sekasur berdua?"
"Faktanya begitu sih, jadi dimana dokter Nuwa?" Ucap Kalvin melihat sekitarnya,
"Ngapain?" Kalvin menoleh ke belakang melihat sang pujaan hati bersama Irish juga Ila dengan menenteng plastik berisi rujak yang ia beli,
"Ajak Kakak jalan, sudah jam pulang kerja kan?" Nuwa mengangkat plastiknya di hadapan Kalvin, "Aku masih kerja, mau makan rujak sama Kak Irish"
"Waduh tertolak" celetuk salah satu perawat, menahan tawa.
"Aku ikut kalau begitu—"
"Rujaknya hanya cukup untuk berdua, kamu lebih baik pulang tunggu di rumah"
"Aku bisa beli sendiri untuk tambahannya" belum Nuwa bersuara namun Kalvin sudah beranjak dan melajukan mobilnya,
"Dia serius mau pergi beli rujak?" Tanya Irish, "Asal bisa bersamaku, iya"
Dan memang benar, Kalvin kembali dengan bungkusan rujak. Ia sampai membagikannya kepada perawat lain yang hendak pulang ke kediaman masing-masing, "semangat mendapatkan cinta dokter Nuwa ya!" Seru perawat yang mendapat rujak gratis itu.
Sekarang Kalvin sedang mengajak Ila berceloteh ria, awalnya bayi itu hampir menangis karna raut wajah Kalvin terlihat tak bersahabat, tapi setelah Kalvin berusaha untuk terlihat lebih ramah barulah bayi itu mau menerima ajakan Kalvin untuk digendong.
"Effortnya lumayan" ujar Irish sembari memakan rujaknya, "Dia tidak terlihat seperti anak kemarin sore yang baru selesai sidang skripsi, terlihat lebih dewasa bahkan darimu"
Nuwa berdecak, "ya, berada di dekatnya membuatku terlihat lebih muda darinya. Jadi orang takkan tahu kalau aku jalan dengan brondong—hei rujakmu kau anggurin?!" Pekik Nuwa melihat Kalvin yang hendak mengajak Ila berkeliling klinik,
"Oh iya ada rujak, suapi"
"Manja" tapi Nuwa tetap menyodorkan potongan nanas dengan sambalnya ke arah Kalvin yang diterima dengan baik, tak luput dari perhatian Irish.
Nuwa sudah terlalu lama menutup hatinya, beda dengan Davin, Nuwa pernah sekali jatuh cinta saat Irish masih pacaran dengan Daniel namun berakhir dikhianati dan juga ada tindak kekerasan yang didapatnya. Irish berharap Kalvin takkan seperti mantan Nuwa yang dulu, melihat seberapa keras usahanya untuk mendekati Nuwa.
Ia terasa seperti orangtua bagi rekan kerja Daniel yang lebih muda, belum lagi Altair yang juga ia pikirkan. Perawat super aktif itu berasal dari keluarga rumah rusak sehingga ia belum pernah mencoba untuk mencintai orang lain selain keluarga yang masih ada di pihaknya seperti Mbah Ina. Irish pernah melihat Altair bersama seseorang yang katanya tetangga Mbah Ina, namun Irish tak yakin Altair akan luluh secepat itu.
Altair lebih dulu takut akan kemungkinan yang terjadi seperti orangtuanya saat ia merasa menyukai seseorang, ia pasti akan bercerita pada Irish supaya hatinya terasa lebih ringan.
"Apa yang kau pikirkan?" Irish tersentak dari lamunannya saat suara Daniel sampai ke pendengarannya dan mencuri potongan mangga muda yang ada di tangannya,
"Nuwa memanggilmu tapi kamu tak bergeming, ia hampir mengira kamu kesurupan setan desa" Irish mencubit pinggang Daniel setelahnya,
"Tidak ada, aku hanya membayangkan bagaimana jika Nuwa akhirnya bersama Kalvin. Kalian terlihat cocok soalnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku - MinYun
FanfictionKetika dr. Davin bertemu cintanya di perkampungan sang kakek dan Yuan yang kembali melihat dunia setelah 20 tahun. *Sangat halu dan gak masuk akal, pure imajinasi