15

661 65 4
                                    

"Kamu takkan menyesal?" Nuwa berdecak saat Davin kembali bertanya perihal dirinya yang tidak mengajukan cuti,

"Dia bisa pulang sendiri, kamu kok semangat banget nyuruh aku cuti?"

"Aku hanya tak ingin kamu menyesal nantinya"

Nuwa bersikeras untuk tetap pada keputusannya, tapi ya siapa menduga kalau besoknya Nuwa gloomy mau ditinggal Kalvin wisuda, padahal Kalvin nggak jadi bolak-balik dan netap di desa sampai H-3 wisuda nya.

"Kak, aku jalan" Nuwa langsung keluar rumah saat mendengar suara pijakan kaki Kalvin yang selesai mengikat tali sepatunya,

"Any words?"

"Hati-hati" Kalvin tersenyum simpul, lalu memasuki mobilnya yang sudah menyala.

Kalvin berharap Nuwa akan ikut bersamanya atau menghampirinya mencegahnya pergi seperti yang di film-film, namun ia tahu harusnya tak berekspektasi lebih dari seorang Andrea Nuwa.

Hiks.

Kalvin yang sudah memposisikan gigi mundur kembali menetralkan mobilnya begitu melihat Nuwa yang berdiri di depan mobilnya mulai menangis, akhirnya ia kembali turun dari mobilnya dan menghampiri Nuwa. "Mukanya jelek kalau nangis" celetuk Kalvin dihadiahi pukulan di bahunya.

"Nggak boleh ngejek! Hiks.." Kalvin merentangkan tangannya menunggu Nuwa menghampirinya, Nuwa langsung memeluknya erat sambil menumpahkan air matanya di kemeja Kalvin.

"Kok makin kenceng nangisnya? Aku hanya pulang untuk wisuda, Kak. Bukan pergi berperang"

"Cuma mau nangis" Kalvin menahan tawanya, dan akhirnya membiarkan Nuwa sampai selesai menangis.

Setelahnya baru Nuwa membiarkan Kalvin pulang, memandangi mobil besar yang perlahan keluar memisahkan diri dari mobilnya. Sebagai informasi, selama Kalvin disini Nuwa tak pernah mengeluarkan mobilnya, hanya sekedar dipanaskan. Kalvin selalu mengantarnya kemanapun dan jadi tukang antar jemput.

"Sudah kuberikan penawaran untuk cuti, malah tidak diambil" Nuwa menoleh melihat Davin yang memegang kanebo bersiap membersihkan mobil miliknya.

"Tawaranku masih berlaku, bagaimana?"







Ya, Nuwa tak ingin menyesal. Dengan persiapan seadanya ia berangkat ke kota keesokan harinya untuk menghadiri wisuda pria yang menarik hatinya sedikit demi sedikit. Ia membeli kemeja dengan dua warna yang sama, satunya akan ia pakai saat acara dan satunya lagi sebagai hadiah. Ia juga sudah memesan buket bunga dan tinggal ia ambil saat akan menuju acara.

Kepulangannya tak diketahui Kalvin, jadi Nuwa full excited sepanjang jalan tol memikirkan surprisenya.

"Dokter, ini coklat buatanku sama Ibu. Ini buat Kalvin, yang ini buat dokter" Nuwa merogoh totebag kecil yang sengaja ia taruh di kursi mobil sampingnya, membuka sekotak kecil coklat dan mengambil isinya satu. Moodnya semakin bagus usai memakan makanan manis dari Yuan, "Makasih, Yuan. Ini manis seperti yang buat" gumamnya lalu menambah kecepatan mobilnya.

"Ayaahh Nuwa pulang!" Nuwa menghampiri sang Ayah yang sedang menyiram bunga usai memarkirkan mobilnya di garasi,

"Loh kamu nggak bilang mau pulang, kaget Ayah"

"Memangnya Ibu tidak bilang? Nuwa bilang Ibu kalau mau pulang" sang Ayah mengusap kepala Nuwa gemas, "Ayah bercanda, barang kamu banyak? Biar Ayah bawa ke rumah"

"Nuwa nggak bawa banyak barang, Yah. Hanya ransel satu, soalnya Nuwa mau ajak Ayah dan Ibu jalan-jalan cari baju"

"Emang kita ada acara?" Nuwa memeluk lengan sang Ayah erat, "Nuwa mau ajak Ayah dan Ibu ketemu calon mantu"

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang