25

459 51 2
                                    

"Ppa!" Daniel agak terkejut dari tidurnya ketika mendengar seruan sang anak yang cukup nyaring, ia melihat Ila yang sudah berdiri memegang pagar baby box dan jam dinding bergantian.

Sudah jam 7 pagi.

"Oh astaga, Papa kesiangan" Ila hanya tergelak seolah menertawakan kecerobohan sang Papa.

Daniel tak mendapati Irish di sebelahnya, wajar bahwa kesayangannya itu akan selalu bangun pada pukul 5 lima pagi bahkan ketika sedang hamil.

"Kemari, princessnya Papa. Kita lihat Nda masak apa untuk kita yang baru bangun" Daniel menggendong Ila keluar dari kamar,

Terlihat Irish yang sedang memasak dengan hidung dan mulutnya yang tertutup masker, Irish saat ini masih mual jika dihadapkan dengan bawang-bawangan. Walaupun masker tak banyak membantu menghalau aromanya, tetapi setidaknya Irish masih bisa memasak hingga selesai.

"Kesayangan Nda sudah bangun semua, Ila taruh saja di baby chairnya. Mas mau mandi dulu atau sarapan dulu?" Seru Irish ketika menengok melihat suami dan anaknya berjalan ke meja makan,

"Aku akan mandi terlebih dulu, biar puas bisa meluk kamu" Irish tersipu mendengarnya,

"Ila jagain Nda dulu ya? Papa mau mandi dulu" ucap Daniel lalu mencium pipi gembil sang anak.

Irish sedang meminum susu hamilnya ketika Daniel kembali bergabung di meja makan dengan setelan kerjanya yang lengkap yang sudah disiapkan. Mencuri satu kecupan di pipi Irish, Daniel duduk untuk memulai sarapan bersama.

"Apa perlu kita menyewa babysitter lagi?" Tanya Daniel,

"Nggak perlu, Mas tau sendiri Ila nggak betah sama babysitter. Aku masih sanggup kok"

Daniel mengusap kepala Irish sebagai apresiasi, "Lagipula aku lebih banyak di rumah, kalau ada babysitter nanti waktu luangku kebanyakan. Mas tahu sendiri aku orangnya ngantukan kalau nggak ngapa-ngapain"

"Kenapa anak Papa mukanya begitu?" Daniel mau ketawa tapi takut anaknya nangis, Ila natap dia merengut. Kayaknya paham sama omongannya perihal nyewa pengasuh tadi.

Sebelumnya pernah sekitar satu minggu mereka nyewa babysitter, tapi Ila kecil justru nggak betah, nangis terus sampai merah mukanya. Jadi pasangan jenius ini memutuskan untuk nggak lagi nyewa pengasuh untuk sang anak, capeknya emang jadi dobel tapi mereka nikmati sebagai orangtua.

"Papa berangkat kerja dulu, Ila anak baik jagain Nda sama adeknya ya? Adeknya yang disini" ucap Daniel sembari mengusap perut rata Irish di depan Ila.

"Ila mau Papa bawain apa kalau pulang? Mainan?" Ila menggeleng,

"Coba tanyain mau lemper ayam nggak" sahut Irish,

"Ila suka lemper? Mau Papa belikan?"

"Yey!" Daniel dan Irish tertawa pelan, wajah Ila langsung sumringah ditawari jajanan pasar itu. "Nanti Papa beli yang banyak, mau berapa nak?" Ila menunjukkan kelima jarinya dengan tangan kanan.

"Siap laksanakan, Princess. Lima lemper ayam buat Ila kesayangannya Papa, sini cium Papa dulu" dan Daniel dapat dua kecupan dari Ila dan Irish.

Kalau gini ya semangat terus cari nafkah bapak Daniel kita ^^

______________________________

Dokter juga manusia, hari ini pemilik klinik kita jatuh sakit. Entah kenapa Davin merasa tak enak tidur dan berakhir demam tinggi hingga pagi ini. Ia sudah ditangani Nuwa dengan satu perawat yang membantu, jadinya disarankan untuk istirahat selama 3 hari.

"Kalau ada butuh persetujuan atau apa nanti kita yang kesini, jangan bandel langsung ke klinik!" Seru Nuwa seraya merapikan alat medisnya, sementara perawat yang bersamanya sudah ia minta ke klinik duluan, "Mau ditemenin Kalvin nggak?"

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang