21

501 51 1
                                    

"Disini!" Kalvin sejujurnya sedikit tak rela jika kegiatan kencannya harus digandengi dengan pasangan lain, siapapun itu.

Tapi Nuwa malah mengajak Davin dan Yuan yang baru saja tiba dari kota semalam untuk ikut pergi ke pasar tumpah, dan tadi adalah seruan Nuwa saat menelpon Davin memastikan posisi mereka berdua untuk bertemu.

Kalvin total badmood, ia rasanya ingin pulang saja. Bayangannya akan bersikap romantis dengan Nuwa seolah hancur lebur, sekarang rasanya tak lebih dari sekumpulan teman berjalan-jalan.

'Ikut aja, Kalvin. Takut kualat' serunya membatin sampai Davin dan Yuan sampai di hadapannya.

"Halo, Kalvin. Kok kamu kayak nggak senang ada aku dan Davin?" Sapa Yuan menangkap raut wajah tak enak dari si paling mengejar Nuwa,

"Aku tadi kayak mau sendawa, Kak. Cuma nggak jadi, hehe" Kalvin memaksakan senyumnya, "Yuk langsung jalan, banyak jajanan pasar. Aku mau coba bakso disini" ajak Kalvin lalu berjalan duluan tanpa melihat respon Yuan.

"Eh tungguin!" Nuwa turut menyusul, Yuan menoleh ke arah Davin, sementara yang ditatap hanya menaikkan bahu sedikit.

Mereka serius untuk mencoba bakso di pasar tumpah yang katanya enak dan full urat renyah, sedikit mood Kalvin naik karna bakso yang ia makan.

"Jangan kebanyakan sambal heh!" Nuwa hendak menarik mangkuk kecil sambal tapi ditepuk pelan oleh Kalvin, "Kurang nendang Kak rasanya, ini enak loh. Nanti tanya yang jual dia mangkal dimana kalau hari biasa"

"Perlu nambah lagi, kah? Saya juga suka baksonya" sahut Davin menyetujui pendapat Kalvin, "1 mangkok saja, Bang. Biar bagi berempat"

Davin mengangguk lantas meminta tambahan satu mangkuk bakso ke meja mereka, "Oh ya, Bang Davin. Kondisinya Haris bagaimana?" Tanya Kalvin usai menelan suapan bakso uratnya,

"Dia sudah sadar, tapi masih harus dirawat beberapa hari lagi sebelum diperbolehkan pulang" Kalvin mengangguk paham, "Bang Daniel kemarin cerita dan aku ngilu mendengarnya, sedihnya sampai sini"

"Haris disiapkan untuk operasi pemasangan ring di jantungnya, setelah sekian lama ia menolak mentah-mentah rencana itu" Kalvin menghela nafas lega mendengarnya, "Syukurlah"

"Lalu kalian kenapa kembali lebih cepat?" Sambar Nuwa karna seingatnya Davin pernah bilang akan lama di kota,

"Aku ada try out sebelum ujian paket bulan depan, nggak bisa online kata guruku" Nuwa mengangguk paham, "Semangat ya, Yuan. Ujian tidak semenyeramkan itu, berusaha untuk dibawa enjoy saja"

Keluarnya mereka dari kedai bakso membuat Kalvin kembali ingat bahwa tujuannya kesini adalah mengajak Nuwa kencan, dan yang ia ajak sedang serius memilih pakaian rumahan yang dijajakan dengan harga murah bersama Yuan.

"Maaf kami mengganggu kencanmu" Kalvin terkejut saat Davin berucap demikian di sampingnya, "Tidak apa-apa kok, Bang. Kan jadinya double date, Abang kan sering sibuk, jadi Kak Nuwa ngajak Abang sama Yuan mumpung ada waktu luang"

"Kamu bilang begitu supaya saya tidak merasa bersalah?"

"Bang, aku orangnya jujur loh ya. Abang ngeraguin aku?"

"Tidak, maaf jika ucapan saya membuatmu tersinggung"

"Mending dinikmati, Bang. Momen begini tuh nggak bisa dirasain setiap hari buat nyenengin orang yang kita sayang, apalagi Kak Yuan katanya mau try out. Disenengin dulu hatinya jadi belajarnya semangat, biar kalian cepat menikah dan aku yang makan prasmanannya"

"Saya percayakan kamu yang memanggil tukang bakso tadi untuk jadi menu konsumsi pernikahan saya"

"Aman Bang kalau itu"

Kamu Milikku - MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang