❝Tolong tetap mengabadi dalam keasingan, bahkan jika semesta mempertemukan, berlagaklah seperti insan yang tak pernah berkenalan.❞
𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓
"Nice rejection."
Senja berbalik. Netra hazel kembarnya menangkap sosok pemuda yang bersandar di dinding, berdiri menghadapnya. Senja menatap pemuda tersebut dari bawah hingga atas.
Sepatu bebas bukan sepatu sekolah. Dua kancing seragam bagian atas yang terbuka, lengannya digulung hingga siku. Benar-benar tidak mencerminkan seorang pelajar.
Senja yakin dia salah satu teman Alkara. Jika bukan, siapa lagi? Hanya Alkara dan teman-temannya yang Senja tahu suka berpakaian tidak rapi di sekolah ini, seperti pemuda di hadapannya ini contohnya.
Senja tidak habis pikir. Kenapa hari ini dia jadi banyak bertemu dengan siswa-siswa nakal yang tak bisa berpakaian rapi? Jika dipikir-pikir, ini semua terjadi semenjak dia mengenal Alkara. Seharusnya kemarin itu Alkara tidak perlu Senja tolong.
"Alkara belum pernah ditolak."
Rajehan melangkah perlahan, mendekat ke arah Senja. Mensejajarkan wajahnya dengan wajah Senja yang lebih rendah darinya.
"Lo orang pertama yang nolak Alkara."
Rajehan kembali mundur, bersandar pada dinding di belakangnya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Giliran Senja yang bergerak maju, ia melangkah perlahan. Menatap Rajehan dengan datarnya.
"Gue ga pernah nolak siapapun," ujarnya dengan nada pelan dan halus, cukup mengintimidasi.
Rajehan tidak bergeming. Aura yang sama dinginnya dengan yang pertama kali Senja lihat dari pemuda tersebut, terpancar. Rajehan dan sifat dinginnya. Tidak merasa terintimidasi sedikitpun dengan Senja.
"Senja Kanista Niharika."
Senja membulatkan kedua matanya, terkejut dengan penuturan Rajehan. Bagaimana pemuda itu mengetahui nama lengkapnya? Jika dia mengetahui nama Senja dari badge name yang terjahit di seragamnya, maka sangat tidak mungkin. Di badge name tersebut, nama belakangnya disingkat, hanya huruf N.
"Lo."
Rajehan menjeda kalimatnya. Menatap pekat kedua netra kembar berwarna hazel milik Senja.
"Adek Kizel?"
Lagi dan lagi, Senja terkejut dengan penuturan Rajehan. Bagaimana pemuda itu bisa mengetahui nama kakaknya? Siapa sebenarnya pemuda di hadapannya ini?
Hanya keluarga serta anggota dari geng motor yang dipimpin oleh kakaknya itu yang mengetahui tentang dirinya. Jika dia anggota geng motor yang dipimpin oleh kakaknya, maka seharusnya Senja mengenalnya. Namun, Senja bahkan tidak pernah melihat wajahnya.
"Lo siapa?"
Rajehan mendekat, berbisik di telinga Senja. Lalu, berlalu pergi meninggalkan Senja yang mematung di tempatnya. Perasaan bingung bercampur tanya menjadi satu dalam benaknya.
Siapa Rajehan?
Siapa si primadona sekolahnya itu?
Siapa dia sebenarnya?
Senja menatap sangat amat lekat punggung Rajehan yang semakin mengecil dan menghilang perlahan dari pandangannya.
𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKARA
Teen FictionTentang Senja Kanista Niharika, lahir ketika bumantara memancarkan cahaya jingga. Senja yang penuh rahasia, Senja yang sangat cerewet namun pendiam dan Senja yang lemah namun menyerang dengan kata-katanya. Senja dan perputaran semesta. Pertemuan san...