26. JAWABAN JATUH HATI

4.2K 174 14
                                    

Jika kamu adalah jawaban dari setiap pertanyaanku, maka aku ingin bertanya terus menerus, agar selalu kamu jawabannya.❞

𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓

Alkara sedari tadi tak henti-hentinya beradu argumen dengan Rajehan. Setiap ucapan dari Rajehan, selalu Alkara berikan jawaban. Membuat perdebatan mereka semakin memanjang.

Alkara mengambil dasinya, menyampirkannya di kedua bahunya. Semua pergerakannya tak terlepas dari tatapan pemilik netra cokelat kebiruan yang berada di ruangan yang sama.

"Lo masih belum pulih." Rajehan menarik dasi yang tersampir di bahu Alkara.

Alkara menatap kesal ke arah temannya itu. "Apa sih, Han. Gue ngga sakit," balas Alkara seraya mencoba mengambil dasi miliknya di tangan Rajehan.

"Lo sakit, bangsat." Rajehan menjauhkan tangannya yang menggenggam dasi milik Alkara.

Alkara menegapkan tubuhnya, menatap sendu tepat ke arah Rajehan.

"Gue sakit, Han?" tanya Alkara yang berhasil membuat Rajehan terdiam.

Pertanyaan Alkara membuatnya bingung. Apa Alkara melupakan fakta bahwa dia mempunyai sebuah penyakit? Alkara, melupakannya?

Alkara segera menarik dasi miliknya dari tangan Rajehan ketika Rajehan diam membeku di hadapannya. Alkara samar-samar tersenyum tipis.

"Gue tau, gue sakit. Tapi, gue harus kelihatan sehat. Biar yang tau gue sakit cuman gue sendiri," kata Alkara. Dia beranjak meninggalkan Rajehan yang masih berdiri di kamarnya.

𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓

"Senja mana?"

Para gadis itu beralih menatap Alkara yang mempertanyakan keberadaan Senja. Mereka semua menggeleng, mengaku tak melihat Senja.

"Senja ngga masuk dari abis jam istirahat kemaren," jawab Skanaya yang merupakan teman sebangku Senja.

Mereka sedang berada di kantin. Mejanya bersebelahan dengan meja Alkara dan teman-temannya. Di sana hanya ada Skanaya, Karla dan Kaira.

Sedari awal kedatangan mereka memasuki kantin, Alkara mempertanyakan keberadaan Senja. Dia tidak melihat Senja ada bersama mereka bertiga ataupun memisahkan diri sendirian.

"Dari kemaren?" tanya Alkara dengan raut penuh kebingungan.

"Iya. Habis jam istirahat, dia ngga masuk ke kelas lagi," sahut Karla.

Alkara kebingungan. Dia merasa ada yang aneh, kenapa Senja sama sekali tak masuk kelas kembali setelah jam istirahat? Senja bukan tipikal murid yang akan membolos, Alkara yakin itu. Atau... apakah Senja sakit?

"Senja sakit?" tanya Alkara.

Teman-teman gadis itu saling menatap satu sama lain kemudian menggeleng. Senja tidak terlihat sakit. Terakhir kali melihat Senja, Senja masih sama seperti Senja yang biasanya.

"Senja itu kalau sakit, matanya berair dan biasanya bulu matanya selalu rontok," terang Kaira, memberitahukan ciri khas Senja ketika sakit.

"Hah? Unik banget," celetuk Elfatir.

"Dia ngga sakit tapi ngga masuk kelas setengah hari?" ucap Rajehan menatap penuh tuntutan kepada ketiga teman Senja.

Mereka semua sontak mengangguk bersamaan. Senja memang tidak sakit dan Senja tidak masuk kelas selama setengah hari kemarin.

SENJAKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang