❝Ketika garis cintamu berada di antara rahasia, mana yang akan kamu pilih? Melepaskan cintamu demi rahasia atau membongkar rahasiamu atas nama cinta?❞
𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓
Panas meliputi mereka, keringat bercucuran membasahi dahi mereka. Rambut yang telah tertata rapi, menjadi basah berantakan terkena keringatnya. Ditambah suasana panas tanpa kipas, berdebu, sempit, membuat napas mereka seolah tercekat.
Alkara dan Elfatir tengah menjalani hukuman mereka. Setelah mendatangi Raheta, mereka langsung diberi perintah membersihkan gudang tengah dan ruang olahraga yang saling bersebelahan.
Dua ruangan ini cukup besar, memakan banyak waktu untuk membersihkannya. Terlebih, ada banyak barang di dalamnya. Cukup menguras tenaga.
"Alkara, mending maneh bersihin ruang olahraga aja. Kesel aing liat muka maneh," ketus Elfatir pada Alkara yang sedang menyapu lantai.
Ia masih kesal dengan kata-kata Alkara pagi tadi yang membuatnya terpaksa ikut menjalani hukuman. Namun, Elfatir hanya kesal sesaat, dia bukan tipikal manusia pendendam. Itu hanya kesalahan kecil, anggap saja dia sedang berolahraga bersama Alkara, tapi tetap saja dia sangat kesal dengan Alkara.
Alkara mengangguk, menuruti perkataan Elfatir. Dia tau Elfatir sedang kesal dengannya. Alkara berjalan menyeret sapu ditangannya, menuju ruang olahraga yang bersebelahan dengan gudang tengah.
Alkara membuka pintu ruang olahraga yang memang tidak terkunci. Kedatangannya di ruangan itu, disambut oleh banyak debu yang berterbangan.
Alkara merutuki ruang olahraga yang ternyata lebih kotor dari gudang. Banyak jejak kaki yang tertinggal, berbagai macam alat olahraga berserakan di lantai, padahal sudah disediakan tempat untuk meletakkannya.
"Mending bersihin gudang belakang aja, anying."
Jika diberi pilihan, Alkara lebih baik membersihkan gudang belakang saja. Walaupun terkenal angker dan mengerikan, setidaknya mungkin tidak akan sekotor ruang olahraga ini.
Tidak akan ada jejak kaki dari tanah, tidak akan ada berbagai macam bola dan alat olahraga lainnya yang berserakan di lantai, tidak akan ada berbagai macam bau keringat manusia yang mengancam penciuman.
SMAN Satu Asa sangat luas, berbagai macam ruangan ada di sana. Salah satunya, ada gudang tengah dan gudang belakang. Fungsinya tak jauh beda, sebagai tempat meletakkan barang-barang yang sudah tak digunakan.
Namun, konon katanya di gudang belakang, ada banyak penghuninya, bukan manusia. Ada berbagai kejadian mengerikan yang terjadi di sana. Ruangannya sangat luas, tidak banyak diisi barang-barang. Namun, karena pencahayaan yang minim, gudang belakang tak lagi digunakan.
Sehingga, dibuatlah gudang tengah. Gudang yang sebenarnya, tempat meletakkan berbagai macam benda. Tempat ini setiap minggunya akan dibersihkan.
Bukan penjaga sekolah atau perangkat kebersihan sekolah yang membersihkannya. Tetapi, sebagai hukuman untuk siswa-siswi yang tidak taat peraturan. Jadi, dapat dipastikan, gudang tengah selalu bersih, hanya sedikit kotor.
Alkara mulai bergerak, membersihkan ruang olahraga. Mulai dari sudut belakang ruangan, hingga ke sudut depan. Alkara tidak akan mengeluh, jika dia mengeluh, lantas kapan akan selesai?
Dia mungkin lelah, tapi ada yang lebih lelah dan tidak seberisik dirinya. Terlalu banyak mengeluh, juga tidak akan mengundang seseorang untuk datang membantunya. Jadi, lebih baik dipendam saja dan lakukan.
Hampir satu jam lamanya, ruang olahraga ini akhirnya bersih juga. Alkara baru selesai mengepel lantainya. Terlihat lebih bersih dari sebelumnya. Barang-barang yang berserakan di lantai, sudah Alkara kembalikan ke tempatnya. Debu-debu juga sudah Alkara basmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKARA
Teen FictionTentang Senja Kanista Niharika, lahir ketika bumantara memancarkan cahaya jingga. Senja yang penuh rahasia, Senja yang sangat cerewet namun pendiam dan Senja yang lemah namun menyerang dengan kata-katanya. Senja dan perputaran semesta. Pertemuan san...