❝Pembalasan itu harus ada. Bukan buat terlihat hebat, tapi supaya dirinya paham rasa sakit dari tindakan yang dia sendiri berikan.❞ ─ Senja Kanista Niharika.
𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓
Pembullyan itu bukan suatu tindakan yang dapat dibenarkan. Alasan apapun yang membuat tindakan itu menjadi kuat, akan tetap salah. Menyebabkan kerusakan dan kerugian. Merugikan kedua belah pihak. Merusak mental, kejiwaan dan masa depan keduanya.
Tindakan sekecil apapun itu, akan mendapat balasan. Bukan akan, tapi harus. Keduanya harus beriringan, tindakan dan balasan.
Senja saat ini tengah berada di salah satu tempat di Jalan Braga. Senja ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, alasan dibaliknya. Kali ini, Senja yakin ia mendatangi tempat yang tepat.
Tempat yang nampak kumuh dari luar, seperti tak terurus. Namun, menyimpan banyak hal dan rapi di dalamnya. Tempat ini merupakan sebuah markas, tempat berkumpulnya geng motor yang dipimpin oleh kakaknya, Kizel.
Jam baru menunjukkan pukul 12.47 siang. Belum waktunya untuk pulang dari sekolah. Tapi, setelah kejadian di kantin, Senja mengajak Kaira untuk pulang lebih awal. Mereka izin untuk pulang dengan alasan Kaira sakit.
Padahal sebenarnya mereka membolos dan pergi ke tempat ini. Senja dan Kaira sama-sama tau dan familiar tentang tempat yang mereka datangi. Tempat yang berisikan orang penting di dalam hidup keduanya.
Deru motor terdengar cukup nyaring di bagian depan markas. Suara itu tidak asing, itu suara motor kakaknya. Senja sangat mengenalinya.
10 menit yang lalu Senja menelpon Kizel dan mengatakan bahwa dia ada di markas bersama Kaira. Dan sekarang, tepat di hadapannya, Kizel berdiri bersama seorang pemuda.
"Kaira, lo kenapa?"
Senja bergeser, memberi ruang untuk Kaira dan pemuda yang datang bersama Kizel. Dia adalah wakil ketua dari geng yang dipimpin oleh Kizel sekaligus sepupu Kaira. Namanya Kieran Erlangga Mahastra.
Kieran mengusap rambut Kaira yang mulai mengering kaku. Membolak-balikkan badan Kaira, memeriksa bagian lainnya.
"Kaira gapapa, Bang Ran," ujar Kaira, meyakinkan.
Kaira menampilkan senyum manisnya ke arah Kieran. Kieran menghela napas dan mengangguk, Kaira berhasil meyakinkannya.
Kaira memang hanya sepupu Kieran. Anak dari adik perempuan mamanya Kieran. Namun, Kieran sangat menyayangi Kaira seperti adik kandungnya sendiri. Hal itu karena Kieran yang terlahir sebagai anak tunggal dan ingin mempunyai seorang adik.
Mereka dekat, sangat dekat. Sampai terkadang, mereka dikira orang-orang berpacaran. Bahkan tak jarang, Kieran menjadikan Kaira sebagai alasan untuk tidak berpacaran dan menolak banyak hati yang ingin mendekatinya.
"Lo gapapa?"
Senja beralih menatap sosok di sampingnya, Kizel. Senja mengangguk, memberi jawaban bahwa dia tidak kenapa-kenapa.
Kizel menyuruhnya duduk di sofa samping Kaira, meminta penjelasan apa yang mereka alami hingga datang ke sini. Senja tidak akan datang ke markas Kizel jika bukan tanpa alasan. Apalagi, kali ini bersama Kaira.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKARA
Teen FictionTentang Senja Kanista Niharika, lahir ketika bumantara memancarkan cahaya jingga. Senja yang penuh rahasia, Senja yang sangat cerewet namun pendiam dan Senja yang lemah namun menyerang dengan kata-katanya. Senja dan perputaran semesta. Pertemuan san...