❝Kecil perlakuanmu, besar harapanku untuk jatuh padamu.❞
𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓
Birunya langit hari ini menyambut pagi Alkara dengan cerahnya. Hari ini, ada tekad yang harus Alkara penuhi. Semoga semesta juga merestui langkahnya, kali ini.
Alkara mengendarai motornya melewati jalan yang mempertemukannya dengan gadis kecil bernama Kalila. Sebenarnya, tujuan Alkara kembali melintas di jalan ini adalah ingin bertemu dengan Senja. Siapa tahu, dia dapat menjumpai Senja kembali di jalan ini.
Pandangannya tertuju kepada sebuah motor yang melintas melewatinya. Tanpa sadar, tangannya mencengkram kuat stang motor yang ia naiki. Mengendarai motornya mengikuti arah motor yang berada di depannya.
Bukan tanpa alasan, Alkara melihat seorang pemuda yang mengendarai motor tersebut dan Senja yang ada di jok belakang motornya. Alkara terus mengikuti motor itu, hingga ternyata tujuannya adalah SMAN Satu Asa.
Motor itu berhenti di depan gerbang SMAN Satu Asa, Senja turun dari motor pemuda itu dan berlalu masuk ke dalam kawasan SMAN Satu Asa. Dengan segera, Alkara menambah kecepatan laju motornya memasuki parkiran.
Alkara berlari kecil menyusul langkah Senja. Menghiraukan beberapa tatap mata yang terarah kepadanya. Beberapa hari belakangan, memang kabar tentang Alkara yang menyukai Senja mulai bermunculan.
"Bandung lagi muram, ya," tutur Alkara menatap lurus ke depan.
Senja mulai terbiasa, sedikit demi sedikit dengan kehadiran Alkara yang setiap hari berada di sekitarnya. Senja mulai menyadari, ternyata Alkara tidak seberisik yang pernah ia kira. Lagi pula, pemuda itu terlihat waras jika berperilaku normal.
"Kenapa?" tanya Senja tanpa mengalihkan pandangannya menatap ke depan.
Alkara tersenyum, "soalnya mataharinya hari ini ngga senyum," kata Alkara, menatap lekat ke arah Senja.
Senja menghentikan langkah kakinya. Menatap ke arah Alkara dengan perasaan yang tak bisa Senja pahami. Jantungnya, sedikit berdebar. Senyum Alkara, membuatnya terlena.
Sedari awal bertemu Alkara, Senja tak bisa membohongi dirinya bahwa dia terpesona dengan senyum semanis karamel itu. Senyum yang manisnya tak pernah ia lihat di manapun.
"Senyum dikit dong, Ja."
Seolah terhipnotis, Senja tersenyum tipis. Membuat Alkara merutuki dirinya yang meminta Senja untuk tersenyum. Akibatnya, Alkara kembali terjatuh ke dalam pesona Senja.
"Senja."
Senja mengalihkan pandangannya, netra matanya menangkap Rajehan yang berjalan ke arahnya dan Alkara. Alkara mendatarkan raut wajahnya, nampak tidak suka dengan kehadiran Rajehan.
Kehadiran Rajehan kali ini sepertinya untuk mendekati Senja, juga. Itu berarti, Rajehan serius dengan perkataannya kemarin tentang rasa sukanya pada Senja. Mulai hari ini, Alkara akan bersaing dengan Rajehan untuk mendapatkan hati Senja.
"Gua tadi ke rumah," ucap Rajehan yang berhasil membuat mata Alkara membola.
"Ke rumah?" tanya Alkara pada Rajehan.
Rajehan mengalihkan pandangannya, "sejak kapan lo di sini?" tanya balik Rajehan pada Alkara.
Alkara semakin membulatkan matanya, membuat bola matanya terlihat seperti boba, sangat menggemaskan.
"Aing udah di sini lebih dulu. Maneh ngga liat aing kah, monyet," cerca Alkara dengan ekspresi kesalnya.
"Ngga liat," sahut Rajehan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJAKARA
Teen FictionTentang Senja Kanista Niharika, lahir ketika bumantara memancarkan cahaya jingga. Senja yang penuh rahasia, Senja yang sangat cerewet namun pendiam dan Senja yang lemah namun menyerang dengan kata-katanya. Senja dan perputaran semesta. Pertemuan san...