18. BERSAING

4.9K 188 24
                                    

Jika salah satunya menang, maka persaingan mereka berhasil. Namun, jika salah satunya gagal, maka mungkin akan ada kata selamat tinggal, bagi keduanya.

𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓

Setelah satu hari penuh menghilang dari sekolah, Senja akhirnya kembali menginjakkan kakinya di lorong utama SMAN Satu Asa.

Seperti biasa, Senja berjalan dengan menghiraukan tiap tatapan dan perkataan yang tertuju kepadanya. Kabar tentang dirinya dan Rajehan tempo hari juga sudah mulai terdengar biasa saja di telinganya.

"SENJAAA!"

Teriakan yang cukup menggelegar tersebut menyerang beberapa pasang telinga yang berada di sekitar lorong. Senja menggeram tertahan, pagi-pagi sekali dia sudah disambut keributan.

Karla berhenti di samping Senja, menghirup banyak oksigen. Napasnya seolah tercekat karena berlarian menyusul Senja dari depan gerbang hingga ke koridor utama.

"Lo, kenapa kemaren ngga masuk?" tanya Karla dengan sedikit terpenggal-penggal.

Senja melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Karla yang masih menstabilkan napas. Karla menggerutu dan berjalan menyusul Senja, menyamakan langkah kaki mereka.

"Kemaren Alkara juga ngga masuk. Apa jangan-jangan, lo bolos berdua, ya?" tuding Karla.

Senja tetap memilih bungkam, dia tidak akan memberitahu alasannya tidak masuk sekolah kemarin. Itu merupakan cerita yang panjang, Senja tidak bertenaga untuk menjelaskannya pada Karla dan kedua temannya yang lain.

"Senja."

Suara milik Alkara terdengar di telinganya. Senja mempercepat langkah kakinya, berjalan lebih dulu meninggalkan Karla yang menatap Senja penuh tanya.

"Senja!" panggil Alkara, sekali lagi.

Langkahnya terhenti ketika sebuah tangan menghalangi langkahnya. Karla menghadang Alkara, memberhentikannya. Dia menatap Alkara penuh selidik.

"Heh, maneh kamari bolos kamana?" tanya Karla pada Alkara yang menatap heran ke arahnya.

"Maneh lagi nyamar jadi detektif, kah?" tanya balik Alkara pada Karla, bukannya menjawab pertanyaan gadis itu.

Karla mengernyit bingung, kenapa malah Alkara yang bertanya kepadanya. "Ih, maneh jawab dulu pertanyaan aing, monyet," gerutunya.

"Oke, Nyonya detektif. Pertanyaan yang mana kudu aing jawab?" tanya Alkara, dirinya siap menjawab berbagai macam tudingan pertanyaan dari Karla, teman dari perempuan yang dia suka.

"Maneh kamari bolos kamana?"

"Kamana nya?" Alkara mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya, seolah sedang berpikir. "Ka Braga wae aing," lanjutnya.

Karla semakin penasaran dengan Alkara, "ngapain maneh ka Braga?" tanyanya, lagi.

"Banyak tanya ih kamu, suka-suka aing lah mau kamana. Aing punya kaki," balas Alkara kemudian berjalan meninggalkan Karla.

"Ih, cowo gelo!"

𖤓 𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆𝖐𝖆𝖗𝖆 𖤓

Kali ini, Senja tengah berada di kantin seorang diri. Skanaya menghilang dari jam pelajaran pertama dengan alasan izin karena mengurus pertandingan basket.

SENJAKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang