"Kebahagiaan akan selalu hadir, bahkan dari hal-hal yang sederhana."
—Andreano Afrizain
Happy Reading!
Alora, Hasya dan Bunga keluar dari ruangan tempat Zain dirawat. Syukurlah Zain sudah diperbolehkan pulang besok pagi. Namun, alih-alih bahagia, Bunga malah dirundung kekesalan karena perkataan Hasya tadi yang mengundang amarahnya.
Bunga juga jadi tidak bisa membicarakan tentang tim basketnya yang akan menjadi perwakilan SMA Elang Sakti untuk pertandingan basket antar sekolah.
"Kak Hasya apa gak mau minta maaf sama aku?" Sindir Bunga.
Hasya mengacuhkan perkataan Bunga, baginya tidak seharusnya ia meminta maaf kepada adik kelas yang tidak tahu diri itu. Bahkan mungkin ini adalah pelajaran yang bagus agar Bunga tahu bahwa tidak boleh seenaknya kepada orang lain, apalagi kepada kakak kelas.
"Padahal ya, minta maaf itu perbuatan baik, aku juga bakal maafin kalo orangnya itu tulus minta maaf ke aku." Lanjut Bunga lagi.
"Gila aja kali ya gue minta maaf sama manusia gak tau diri." Hasya bergumam dengan pelan.
"Udah ah, gue duluan ya. Lo hati-hati di jalan, Al."
Hasya pamit lebih dulu ketika mereka telah sampai di tempat parkir. Segera ia menaiki motor miliknya dan memakai helm. Seakan-akan Bunga tidak ada diantara mereka, Hasya menjalankan motornya melewati tubuh cewek itu, tanpa membunyikan klakson atau tanda lain sebagai bentuk pamit dari dirinya.
"Maaf atas sikap Hasya ya, Bunga." Ujar Alora seolah tahu isi pikiran Bunga.
Bunga tersenyum sebagai balasan, rupanya Alora berbeda dengan dua orang temannya yang lain.
"Dimaafkan kok, Kak Al."
Tin
Bunyi klakson terdengar dari sebuah mobil warna putih yang berhenti tepat di hadapan Alora dan Bunga. Keduanya sedikit tersentak, pemilik mobil ini mengagetkan mereka karena seperti belum terlalu pandai menyetir mobil, dilihat dari caranya yang menyetir secara ugal-ugalan. Untung saja tidak ada orang lain di sekitar mereka, hanya ada mereka berdua, dengan segera Alora dan Bunga segera menyingkir agar mobil itu bisa menempati tempat parkir mobil yang masih kosong di samping mobil Alora.
"Maaf saya belum pandai bawa mobil. Tadi saya kaget ada orang, makanya saya bunyikan klakson." Terang wanita pemilik mobil itu, kepalanya tertunduk sebagai tanda meminta maaf.
"Loh, Tante Hana?"
Mendengar namanya disebut, sang pemilik nama langsung mengangkat kepalanya kembali dan menatap sang lawan bicara.
"Ya ampun, Alora. Lama gak ketemu bikin Tante pangling sama kamu."
Hana Lanasita atau Ibu dari Zain itu lantas memeluk tubuh Alora yang lebih tinggi daripada tubuhnya. Keponakannya yang satu itu tumbuh tumbuh dengan cepat sehingga Hana tidak mengenalinya yang banyak berubah dari terakhir kali mereka bertemu.
Melepas pelukan erat itu, Hana kembali bersuara, "Maaf ya tadi kamu pasti kaget ada suara klakson tiba-tiba. Maklum, Tante masih belajar nyetir."
"Gak apa-apa kok, Tante. Alora yang salah karena tadi ngobrol di tengah jalan."
"Omong-omong, Tante kesini mau jenguk Zain?" Sambung Alora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...