🥀8 Kue brownies dan bolu pandan

65 9 0
                                    

"Memang, sesuatu yang indah tidak hanya diminati oleh seorang saja. Namun, banyak juga yang menganggapnya indah."

Arishya Ellena Valerie

Happy Reading!

🍂🍂🍂

"Nangis lo?" Tanya seorang laki-laki bertubuh lebih bongsor daripada Zain, ia mengenakan jaket hitam dengan celana abu-abu khas anak SMA.

Zain tanpa sadar langsung menghapus cairan bening itu, lalu ia membuka kedua matanya, mendadak rasa sakit hatinya menghilang, digantikan dengan kekesalan pada laki-laki di hadapannya.

"Ngapain sih lo? Ganggu orang sakit aja." Ucap Zain sedikit kesal.

"Minimal sebut nama lah!" Sewot laki-laki itu, ia tidak mendengar namanya disebut oleh Zain, ia sudah seperti setan saja yang tidak diharapkan kehadirannya, eh.

"Yaudah, ngapain lo kesini, Rava Kutub Utara?"

"RAVANO DEVANKA BTW." Ia berseru.

"Terserah." Balas Zain, tidak ingin meladeni Rava.

Rava berjalan menuju ranjang tempat Zain berbaring, lalu menaruh sebuah keranjang berisi buah-buahan di pojok ranjang.

"Buat lo. Nyokap gue yang suruh beli, bukan gue yang mau." Ucapnya dingin.

Laki-laki bernama Ravano Devanka itu merupakan sepupu Zain. Anak dari adik ibunya Zain, tante Farissa. Memang sejak kecil, Rava terkenal cuek dan dingin bagaikan kutub utara.

"Thanks." Jawab Zain.

Lama tidak bertemu, membuat Zain dan Rava merasa canggung. Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba membuka suara juga. Zain yang sedang melamun, entah melamunkan apa, dan Rava yang terlihat sedang memotret keranjang buah yang ia taruh di pojok ranjang, untuk laporan kepada ibunya jika ia benar-benar menjenguk sepupunya itu.

Keduanya memang sama-sama malas mengeluarkan suara mereka. Benar-benar seperti Zain itu kutub selatan dan Rava adalah kutub utara. Sama-sama dingin.

"Zain, nih bubur ayamnya." Ujar Fathir seraya membuka pintu ruang rawat Zain.

Zain dan Rava yang semula sibuk sendiri, reflek menoleh ke arah pintu.

"Eh, Bang Fathir." Kata Rava, ia tersenyum tipis.

"Waduh, pantesan dingin banget, ternyata karena ada kutub utara sama kutub selatan." Fathir tercengang, ia menutup mulutnya karena tidak percaya akan kehadiran Rava, biasanya anak itu selalu sibuk jika ada acara keluarga, sudah lama sekali Fathir tidak bertemu dengannya.

"Dia yang kutub utara."

"Dia yang kutub selatan."

Zain dan Rava berbicara dengan kompak, sudah seperti anak kembar yang beda ibu saja.

Fathir tertawa, "Hahaha, kompak banget Upin Ipin."

🍂🍂🍂

"Al, Sya, lo pada mau jenguk Zain gak?" Tanya Rishya, cewek itu dari masuk sekolah, saat istirahat, dan saat jam pulang seperti ini, terus saja menanyakan pertanyaan yang sama kepada Alora dan Hasya.

Ia begitu khawatir dengan keadaan Zain yang tengah dirawat di rumah sakit. Masa bodo dengan niatnya yang akan move on dari Zain. Nyatanya, semakin ia ingin melupakan cowok itu, semakin bercanda juga semesta yang terus membuatnya memikirkan Zain 24 jam.

ZainrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang