"Kita usahakan mas-mas inisial Z itu."
—Anastasia Arvhina
🍂🍂🍂
Happy Reading!
Sepulang sekolah, Zain tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia sempatkan untuk mampir terlebih dahulu ke SMA Garuda. Walaupun jaraknya lumayan jauh dari sekolahnya, Zain merasa tidak masalah. Selagi ia bisa bertemu dengan seorang gadis yang menjadi alasannya untuk banyak tersenyum hari ini.
Namun sebetulnya Zain tidak benar-benar menunggu di depan gerbang persis. Tadinya laki-laki itu benar menunggu disana, tapi setelah 5 menit di depan SMA Garuda, Sia menyuruhnya untuk menunggu di kafe seberang sekolahnya. Menunggu itu melelahkan, jadi Sia tidak ingin membuat Zain menunggu dengan terus berdiri seperti tukang ojek.
"Silakan, pesanan satu hazelnut latte dan satu americano. Selamat menikmati." Kata sang pelayan kafe dengan sopan.
Zain tersenyum simpul. "Terima kasih."
Kemudian pelayan itu mengangguk dan menuju meja lain untuk menyajikan pesanan mereka.
Lalu lonceng yang tergantung di pintu kafe berbunyi, menandakan kehadiran seseorang. Ekor mata Zain melirik ke arah pintu, seorang gadis yang baru saja masuk itu melempar senyum dan Zain ikut membalas dengan senyuman.
"Maaf, tadi aku ada latihan basket tambahan. Kamu nunggu lama ya?" Tanya Sia pada Zain, ia pun melirik sebentar jam tangan di pergelangan tangan kirinya. "Waduh, udah sore banget nih."
"Gak apa-apa, nggak lama juga kok. Kamu istirahat dulu aja, pasti capek kan habis latihan?"
Zain menggeser secangkir hazelnut latte ke arah Sia. Hazelnut latte adalah minuman kesukaan Sia, ternyata Zain masih mengingat kesukaan gadis itu.
"Buat kamu, masih suka hazelnut latte nggak?" Zain bertanya memastikan.
"Masih! Aku akan selalu suka hazelnut latte." Jawab Sia senang. "Makasih banyak ya."
Melihat Sia yang menyeruput minumannya dengan raut wajah senang, hati Zain mendadak ikut bahagia. Sesederhana itu kebahagiaannya saat bersama dengan Sia.
"Tante Hana hari ini ulang tahun ya?" Tanpa basa basi Sia bertanya.
Inilah alasan Zain menemui Sia. Selama ini Mamahnya belum tahu kalau Sia dan Zain sudah berada di jalan yang berbeda. Tetapi belum lama ini Sia menemuinya, mungkin Zain juga bisa meminta tolong kepada gadis itu selain Sia yang meminta bantuan kepadanya.
"Iya, kamu bisa temani aku ke rumah Mamah?"
Sia tanpa ragu-ragu mengiyakan. "Bisa dong, aku seneng juga ketemu Tante Hana."
Mamah Hana juga akan senang kalau kita masih bersama, Sia.
Satu-satunya perempuan di hidup Zain yang Mamahnya tahu hanya Sia. Tidak ada perempuan lain, bahkan Mamahnya itu senang karena anak tunggalnya tidak sendiri lagi, serta tidak hanya berkutat dengan OSIS dan buku-buku pelajaran.
"Aku bahkan udah siapin kado buat Tante Hana. Aku harap Tante suka." Tanpa disuruh, Sia mengeluarkan sebuah paper bag warna pink muda yang berisi kotak kado di dalamnya.
"Sia, maaf kalau aku selalu bikin repot kamu."
Sia menggeleng, membantah perkataan Zain. "Nggak lah, aku juga senang kalau lihat kamu senang. Sama sekali nggak repot kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Genç KurguArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...