"Hati tidak akan bisa memilih jatuh kepada siapa, termasuk jatuh kepada hati yang salah."
-Arishya Ellena Valerie
Happy Reading!
🍂🍂🍂
Masih flashback
"Apa sih, Sya? Lo gak usah mancing-mancing emosi gue ya!" Sia rupanya berhasil tersulut emosi karena perkataan seorang Hasya Aquella.
Hasya merupakan teman dekat Rishya, jadi tak heran jika ia akan membela Rishya daripada Sia. Melihat Rishya difitnah dan diperlakukan buruk oleh Sia, tentu saja Hasya tidak akan membiarkan hal itu.
Hasya menarik lengan Rishya agar Sia tak melakukan hal yang lebih jauh pada cewek itu.
"Ayo pergi dari sini." Ajaknya.
Teman Sia yang sedang melakukan siaran langsung sontak menghentikan kegiatannya. Sedangkan api emosi Sia semakin membara seolah bisa membakar apapun yang ada di sekitarnya.
Sejak saat itu, Sia belum bertemu lagi dengan Rishya. Tidak ada keperluan juga yang mengharuskannya bertemu dengan Rishya, atau sebaliknya. Hubungan keduanya abu-abu, tidak hitam maupun putih.
Tentang akun yang mengirim komentar jahat ke Sia juga belum terbukti bahwa pelakunya adalah Rishya.
Lambat laun, kejadian itu seolah tak pernah terjadi. Baik Sia, Rishya, Hasya maupun Zain sama-sama menjalani hidup seperti biasa seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Sia juga lelah mengurusi Rishya yang tak mau mengakui perbuatannya. Dan Rishya yang lelah karena walaupun ia menjelaskan kebenarannya, Sia tidak akan pernah percaya pada ucapannya. Tetapi, kejadian yang menegangkan itu akan selalu diingat oleh Sia dan Rishya, sebagai kenangan buruk yang menjadikan keduanya saling bermusuhan.
Flashback off
🍂🍂🍂
"Lho, anak Mamih kok pulang-pulang nangis?"
"Kenapa? Ada yang jahat sama kamu?"
Wajah Citra tampak khawatir ketika mendapati anak perempuan semata wayangnya pulang dengan kedua mata yang sembab, bahkan bisa Citra lihat hidung dan wajah Rishya memerah.
"Siapa? Siapa yang jahat ke anak Mamih?" Tanya Citra lagi.
Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Rishya, Mamih Citra pun memeluk Rishya dengan erat, wanita itu memberikan tepukan pelan pada punggung Rishya agar anak gadisnya itu merasa tenang.
Sebagai seorang wanita yang melahirkannya, Citra tentu tahu kalau Rishya adalah tipe anak yang akan menangis terlebih dahulu sampai perasaannya lega, setelah itu baru ia akan bercerita tentang penyebabnya menangis.
Mamih Citra memaklumi hal itu, ia rela menjadi bahu tempat anaknya menangis dan ia akan menjadi orang pertama yang dengan senang hati mendengarkan keluh kesah Rishya.
"Mamih, tadi Rishya ketemu sama Sia."
Mendengar nama yang tak asing di telinganya, Citra jadi teringat pada seseorang yang dulu pernah Rishya ceritakan.
Tak mungkin Citra melupakannya begitu saja, karena Rishya menceritakan semua yang terjadi kepadanya waktu itu. Selain itu, nama Sia juga bukan nama pasaran yang banyak dimiliki oleh orang-orang.
"Sia yang dulu itu? Kamu diapain sama dia? Ketemu sama Sia dimana kamu?"
Rishya akhirnya menceritakan kejadian di Rumah Sakit yang membuatnya ingin cepat pulang ke rumah. Niatnya untuk menjenguk Zain ia urungkan lantaran Sia yang memiliki status sebagai mantan Zain itu membuatnya kalah telak. Mendengar atau melihat sosok Sia membuat Rishya menjadi takut. Bukan takut karena tuduhan Sia di masa lalu ternyata benar, hanya saja tatapan Sia terlalu mengintimidasi membuat nyali Rishya menjadi ciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...