"Aku butuh kejelasan, tentang aku, kamu dan dia."
—Arishya Ellena Valerie
🍂🍂🍂
Happy Reading!
"
Maksud lo apa?"
Rishya tahu Zain tidak bodoh, jadi apa maksud dari pertanyaannya barusan? Zain kurang paham dengan apa yang dikatakannya? Atau berusaha mengelak atas pengakuan Rishya?
Rishya dari dulu sudah gemas karena Zain tak kunjung meliriknya. Pasti bukan karena laki-laki itu tidak tahu, tapi memang tidak ingin saja mempunyai sebuah hubungan spesial dengan Rishya.
"Gue berusaha move on dari lo, gue berusaha gak peduli ke lo lagi. Tapi kenapa lo terus-terusan bikin gue berharap? Kenapa perlakuan yang lo berikan ke gue seolah-olah istimewa dan berbeda dengan yang lain? Atau gue yang salah tangkap?" Terang Rishya sambil memandang manik Zain dalam.
Murid-murid lain tampak tak peduli, masih mengurusi murid yang katanya kesurupan. Mengabaikan Zain dan Rishya yang memiliki momen sendiri ditengah kepanikan yang sedang terjadi.
"Karena itu, hari ini gue pengen denger dari lo langsung tentang perasaan lo. Biar gue bisa melupakan lo dengan mudah, nggak abu-abu lagi." Sambungnya.
Zain bergeming, mengapa hanya karena hal sepele ketika dirinya dan Rishya tak sengaja bertabrakan menjadi sesuatu yang rumit seperti ini? Tapi Zain rasa ia juga harus memberikan kejelasan. Karena jika tidak, maka hubungan mereka bisa jadi memburuk, Zain tidak mau bermusuhan dengan siapapun.
"Gue rasa, gue baik dan bukan berarti gue suka sama lo. Yang lo anggap istimewa itu bagi gue hanya perlakuan biasa sebagai seorang individu terhadap individu lain." Ujar Zain angkat bicara.
Kedua netra Rishya berkaca-kaca, gadis itu sendiri yang ingin mendengar kejelasan dari Zain, namun nyatanya ia masih merasakan sakit saat Zain mengatakan yang sebenarnya. Karena Zain benar-benar tidak memiliki perasaan apapun kepadanya.
Rishya membuang pandangan ke sembarang arah, tak berani menatap Zain lagi. "Harusnya bukan gue yang lo perlakukan kayak gitu. Karena gue suka sama lo, gue jadi salah paham, Zain."
"Apa ini ada hubungannya sama lo yang tadi manggil gue mantan?"
"Iya, mantan crush."
Kini Zain paham, jika cinta bisa membuat orang menjadi sedih dan juga kecewa. Zain tanpa sadar telah membuat anak orang menjadi begini.
"Gue minta maaf kalau gue bikin lo berharap, tapi gue nggak bisa mencintai orang lain disaat hati gue udah dimiliki oleh seseorang." Akunya.
Untuk setiap rasa yang ada, pasti akan datang kecewa. Sekalipun yang pernah memberi bahagia.
Zain membalik badan, tidak sanggup melihat Rishya yang mulai terisak. Zain tidak suka melihat seorang perempuan menangis, seperti Mamahnya yang menangisi Papahnya waktu mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah.
Maaf kali ini Zain yang menjadi tokoh jahatnya. Namun ia juga tidak akan tega jika Sia yang menangis di hadapannya.
Rishya dan Sia sama-sama perempuan baik. Tetapi Zain lebih memilih Sia karena memang Sia yang membuatnya jatuh lebih dulu. Untuk Rishya, Zain berharap gadis itu mendapatkan laki-laki yang jatuh cintanya lebih dalam daripada dirinya sendiri.
🍂🍂🍂
M
atahari masih belum terbit, akan tetapi suara dari pengeras suara yang terletak di pojok aula sudah berbunyi. Suara itu merupakan suara panitia yang berisi perintah untuk segera mandi dan melaksanakan shalat bagi yang beragama Islam.
Rishya dengan mata sembabnya menyalakan ponselnya. Baru pukul 02.15 rupanya. Rishya pikir sudah jam berapa sampai dibangunkan dengan suara yang membuat telinga sakit.
"Al, masih jam dua kan?" Tanya Rishya pada Alora.
Alora mengangguk. "Iya, udah pagi banget sih ini."
Rishya memutar bola matanya malas, memang salah jika bertanya pada duta begadang ini.
"Iya deh yang bangun pagi banget karena belajarnya 24 jam!"
Alora terkekeh pelan, padahal mah Alora terkadang bangun pagi karena menonton drama Korea.
"Eh, oiya gue kan kemarin nggak tau ya yang tentang kesurupan. Itu kenapa sih?" Tanya Rishya penasaran, pasalnya kemarin kegiatan mencari kertas itu dihentikan karena keributan yang terjadi, para murid diperintahkan masuk ke aula dan tenda masing-masing.
"Ternyata bohong tuh kesurupan itu, siapa lah itu anak IPS 2 yang pura-pura kesurupan. Katanya karena belum makan pas ikut kegiatan. Jadi semacam tantrum gitu lah." Ungkap Alora menjelaskan.
Omong-omong, Alora sudah tahu tentang alasan kedua mata Rishya menjadi sembab. Kemarin sebelum tidur, Rishya sempat bercerita kepadanya. Alora tidak enak hati sih karena Zain masih saudaranya. Tapi perasaan memang tidak bisa dipaksakan.
Dan Rishya memberitahu pada Alora saja, ia tidak ingin kejadian Zain menolaknya diketahui oleh seantero sekolah.
"Manusia kok aneh ya."
"Manusia aneh banget emang, nggak ada ya yang suka gue?" Batin Rishya sedih.
Rishya melipat selimutnya dan mengikat rambutnya dengan sebuah karet warna warni. Rishya masih harus menjalani kegiatan Persami, tidak peduli suasana hatinya tengah hancur atau apa.
Seandainya ada Mamihnya disini, pasti Rishya akan mengadu kepada Mamihnya. Rishya jadi rindu Mamih, tapi toh nanti siang ia akan pulang jadi Rishya akan menceritakan semuanya kepada sang Mamih. Termasuk juga tentang Papihnya yang ternyata mantan Tante Hana.
"Al, ke kamar mandi yuk! Sebelum banyak yang ngantri." Ajak Rishya melirik Alora seraya mengeluarkan baju gantinya dari dalam tas.
Alora menjepit poni rambutnya, ia mengangguk menanggapi ajakan Rishya.
Keduanya berjalan menyusuri koridor yang lumayan ramai, sudah banyak murid-murid yang keluar untuk mengantre kamar mandi.
"Al, seandainya udah lulus dari sini, kita kangen nggak ya sama sekolah?" Tanya Rishya tanpa aba-aba.
Alora mengulas senyum tipis. "Pasti sih, soalnya disini banyak kenangannya."
Kenangan tentang pertemanan, percintaan hingga pendidikan, semuanya tersaji di SMA Elang Sakti ini. Rishya juga akan merindukannya, karena kenangan di sekolah tidak akan bisa diulang lagi di masa depan nanti.
Rishya tiba-tiba kepikiran saja, sebentar lagi mereka akan naik ke kelas 12 yang artinya tinggal kurang lebih satu tahun mereka di tempat ini. Tempat yang menyimpan banyak kenangan tentang suka dan dukanya lalu tentang Rishya yang sia-sia menyukai seorang cowok selama 5 tahun itu.
"Kira-kira, dari banyaknya murid cowok diisekolah ini, ada yang suka sama gue nggak ya?" Rishya mulai bertanya-tanya, penolakan dari Zain membuatnya sadar kalau selama ini ia hanya menyukai Zain dan tidak ada orang lain yang ia sukai. Tapi yang menyukainya selama ini tidak ada.
"Pasti ada, cuma lo nggak tahu dan belum kelihatan." Celetuk Alora.
"Ghani yang suka sama lo. Positive thinking aja." Sambungnya membuat Rishya mengukir senyum.
Rishya tahu Alora hanya sedang menghiburnya, bukan benar-benar mengatakan kalau Ghani menyukai dirinya. Lagian, Rishya juga tidak menyukai laki-laki itu, hanya mengagumi ketampanannya saja.
Karena tidak ada yang lebih Rishya sukai daripada dia.
—28 Maret 2024 •Meyytiara
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...