"Hadirmu bagaikan matahari, yang menyinari dan menghangatkan hari-hariku."
—Arishya Ellena Valerie
Happy Reading!
🍂🍂🍂
Zain telah pulih dari sakitnya dan sudah mulai berangkat ke sekolah. Kalau dikasih tahu supaya jangan berangkat dulu, Zain akan tetap bersikeras untuk berangkat karena takut tertinggal pelajaran. Memang pecinta buku pelajaran nomor satu ini tidak ada tandingan.
"Oy, Zain. Udah berangkat aja lo." Sapa Leon yang memarkirkan motornya di sebelah Zain.
Zain melepas helm hitamnya, "Ngapain juga gue lama-lama di rumah? Sepi."
Leon tahu kemana arah pembicaraan yang dimaksud oleh Zain. Segera cowok itu mengganti topik agar suasana tidak muram.
"Eh, lo tau gak kalo tim basket SMAESA mau tanding?" Leon bertanya.
"Serius? Tau dari mana lo?" Tanya Zain balik.
Tidak membuka ponsel selama dirinya sakit membuat Zain ketinggalan informasi-informasi yang sedang hangat dibicarakan di sekolahnya. Termasuk informasi tentang tim basket, yang mana ia juga anggota ekstrakulikuler basket.
Sambil berjalan bersama Zain menuju ruang kelasnya, Leon berkata dengan semangat, "Wah berita ini udah menyebar dari sabang sampai merauke, dan lo gak tau?"
"Lebay ah lo, gak se Indonesia tau juga kali." Sembur Zain, memukul pelan lengan Leon.
Leon hanya terkekeh dibuatnya.
"Tapi berita ini emang udah menyebar di grup-grup chat SMAESA. Nanti paling ada kelompok yang berangkat buat kasih semangat ke mereka yang mau tanding."
Zain mengangguk pelan, "Gitu ya. Semoga tim basket SMAESA menang deh."
Omong-omong, julukan SMAESA diberikan karena murid-murid malas menyebut nama panjang sekolah mereka, yaitu SMA Elang Sakti. Oleh karena itu mereka membuat singkatan yang lebih mudah diucapkan.
"Aamiin." Balas Leon.
Tak terasa langkah kaki mereka yang lebar telah membawa kedua cowok itu ke depan pintu ruang kelas XI MIPA 2.
"Gue masuk dulu, mau nanya materi ke anak kelas."
"Sana lo pergi ke kelas lo." Usir Zain kepada Leon.
Merasa tak terima karena diusir, Leon menimpali, "Males, gue mau di kelas MIPA 2 dulu sampai bel pelajaran bunyi."
Zain yang tak memedulikan Leon lagi itu akhirnya berjalan menuju tempat duduknya. Sedangkan Leon malah duduk di sebelah Iqbal yang sedang menutupi wajahnya dengan jaket warna putihnya. Iqbal sedang tidur rupanya.
"WOI BANGUN, ADA BU PUTRI MATEMATIKA!!" Teriak Leon tepat di telinga kiri Iqbal.
"BERISIK GOBLOK." Sembur Iqbal yang masih setengah sadar. Ia kembali melanjutkan tidurnya seolah-olah tidak peduli dengan teriakan Leon.
Sebab Iqbal tahu betul hari ini tidak ada pelajaran Matematika.
"Jangan berisik di kelas orang." Ucap Zain dari meja barisan depan, cowok itu terlihat tengah sibuk menyalin catatan dari buku milik teman sebangkunya karena telah tertinggal beberapa pelajaran selama ia sakit.
Padahal hanya dua hari ia izin tidak berangkat sekolah, tetapi seakan telah tertinggal satu semester.
"Ya udah gue pergi deh, balik ke kelas." Sahut Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...