"Batu yang terus ditetesi air, perlahan-lahan pasti akan melunak juga kan?"
—Arishya Ellena Valerie
🍂🍂🍂
Happy Reading!
"Hah, apa?" Tanya Rishya pelan.
Otak Rishya rasanya kosong, ia tidak bisa memikirkan apapun saat ini.
"Lo tadi teriak kan Shya? Kenapa?"
Demi apapun, baru kali ini Rishya mendengar Zain menyebut namanya. Setelah bertahun-tahun Rishya menjadi pengagum rahasia Zain, baru kali ini ia mendengar namanya disebut, karena biasanya Zain yang dingin itu menggunakan kata 'lo' jika berbicara dengannya.
"Eh, nggak kok. Em itu gue tadi kaget aja ada pas pemeran utamanya mau ditusuk." Balas Rishya sembari mengalihkan pandangannya, kembali melihat layar.
Jujur saja jantung Rishya saat ini seperti akan pindah ke jantung. Sesederhana Zain menyebut namanya saja bisa membuat wajah Rishya rasanya panas. Dan perutnya seolah dihinggapi banyak kupu-kupu.
"Oh, gitu."
Zain sebenarnya tidak tahu adegan mana yang Rishya maksud. Ia hanya menonton adegan yang awal saja, setelahnya ia tidak berani membuka mata.
Suasana bioskop yang dingin membuat Zain tambah merinding. Ia melirik-lirik menatap Iqbal dan Steven, melihat bagaimana reaksi mereka terhadap film yang menyeramkan ini.
Namun Steven mulai terlihat menikmatinya, ia memakan popcorn satu per satu dan tampak asyik menonton film.
"Z-zain, mau popcorn?" Tawar Rishya, cewek itu melihat Zain sedari tadi memperhatikan Steven yang sedang memakan popcorn miliknya.
Rishya pikir mungkin Zain ingin memakan popcorn itu juga. Walau ia masih tak berani bertatapan dengan cowok itu, ia hanya menyerahkan wadah popcorn kepada Zain.
"Makasih." Zain mengambil beberapa popcorn milik Rishya.
Rishya mengukir sebuah senyum, ia senang bisa berinteraksi dengan Zain. Sekecil apapun interaksi itu, selalu berhasil membuat Rishya bahagia.
Film pun masih berlanjut, mulai memasuki konflik yang membuat penontonnya takut sekaligus penasaran dengan akhir ceritanya. Semua penonton fokus dengan layar yang ada di depan mereka. Kecuali orang-orang yang mulai tertidur lelap, diantaranya adalah Zain dan Iqbal.
Rishya merasa tidak tega melihat Zain yang hanya memakai kaos hitam berlengan pendek, sedangkan bioskop itu sangatlah dingin. Dengan segera, Rishya menutupi tubuh Zain dengan jaketnya yang berwarna ungu.
"Tidur yang nyenyak, Zain."
🍂🍂🍂
F
ilm horor itu sudah selesai, satu per satu penonton mulai beranjak keluar dari bioskop. Zain sudah terbangun dan terkaget ada jaket berwarna ungu yang menyelimuti tubuhnya.
"Ini jaket lo, Shya?" Tanya Zain.
Rishya mengangguk, "Iya, tadi kan lo tidur, Zain."
"Eh, makasih ya. Mau gue cuci dulu gak? Atau mau langsung lo pake buat pulang?"
"Gak apa-apa gue mau bawa pulang aja, gak usah dicuci, Zain." Rishya pun pelan-pelan mengambil jaketnya.
"BANGUN GAK LO, ANAKONDA." Teriak Alora, membangunkan Iqbal yang tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Novela JuvenilArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...