🥀25 Mantan

51 6 0
                                    

"Di dunia ini, kita tidak tahu akan bertemu dengan siapa-siapa saja. Bahkan mungkin bertemu dengan seseorang yang sedang berusaha kita lupakan."

Arishya Ellena Valerie

🍂🍂🍂

Happy Reading!

"

Rishya, peralatan mandi udah dibawa?" Mamih Citra bertanya untuk yang kesekian kalinya kepada Rishya.

Dengan sigap Rishya mengangkat ibu jarinya. "Sudah ibunda ratu, semuanya udah Rishya bawa. Lengkap tanpa terkecuali."

"Bawa jimat gak?" Papih menyahut.

"PAPIH!" Teriak Mamih Citra, kesal.

Masih saja membahas tentang jimat. Mamih Citra jadi ingin meruqyah Papih agar tidak tersesat.

Namun respon Mamih yang tampak kesal membuat Papih dan Rishya tertawa cekikikan. Papih mungkin puas membuat istrinya itu mengeluarkan ekspresi marah yang terlihat menggemaskan.

"Orang tua itu harusnya jadi contoh yang baik, bukan malah bikin anaknya tersesat. Lagian kan di SMAESA itu aman, nggak mungkin lah ada kesurupan." Cerca Mamih Citra.

"Siapa tau, Mih. Bahkan temen kantor Papih aja pernah ada yang kesurupan pas gedung kantor diperluas, kayaknya ada setan yang ikutan masuk."

Mamih Citra memalingkan wajahnya, masih dirundung kekesalan. Mamih yakin Papih hanya mengarang cerita, cerita itu tidak benar.

Melihat jam di ponselnya, Mamih Citra berkata pelan. "Rishya, udah jam segini nih, waktunya berangkat kan? Nanti malah kemalaman." 

Rishya mengangguk patuh. "Iya Mih, Rishya berangkat sama Papih kan?" Tanyanya beralih menatap sang Papih.

"Iya dong, Papih yang antar."

Papih mengambil alih ransel Rishya yang cukup berat itu, lalu menaruhnya di motor dengan Rishya yang duduk di belakang memegangi ransel itu, Papih yang bertugas mengendarai motornya.

Meski kemah akan dilaksanakan di sekolah, tapi kendaraan tidak bisa dititipkan di parkiran sekolah, untuk mengantisipasi murid yang kabur menggunakan kendaraannya. Makanya para murid diberitahukan untuk berangkat diantar saja oleh wali murid masing-masing.

"Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, malem-malem biasanya jalanan sepi, tapi jangan lalai." Pesan Mamih sebelum motor Papih meninggalkan pelataran rumah.

Mamih memandang dari kejauhan sampai dirasa motor Papih sudah benar-benar menjauh. Mamih segera menutup pintu gerbang, setelahnya Mamih berlari dengan kencang dan mengunci pintu rumah.

Mamih jadi kepikiran dengan apa yang Papih katakan. Tentang setan-setan itu. Bagaimana kalau ternyata di rumahnya ada banyak setan? Mamih jadi takut. Bulu kuduknya langsung berdiri.

Untuk mengalihkan pikirannya, akhirnya Mamih menyalakan televisi untuk menonton sinetron. Dan berharap otaknya memikirkan cerita yang ada di dalam sinetron saja, tidak memikirkan hal lain yang menyeramkan.

🍂🍂🍂

"

Kamu mau kemana?"

ZainrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang