🥀31 Teman Tanpa Rasa

41 5 8
                                    

"Jika tak bersatu, bisakah kita menjadi teman? Teman saja tanpa rasa apapun itu."

Arishya Ellena Valerie

🍂🍂🍂

Happy Reading!

Kegiatan Persami di pagi hari adalah senam pagi yang dilanjut dengan makan bersama. Para murid yang kelelahan setelah melakukan senam langsung mengerumuni kantin dimana makanan dan minuman telah tersedia.

Satu per satu murid mengambil lauk pauk juga nasi dari dalam wadah. Lauk pauk itu bervariasi, ada capcay, kering kentang, rendang sapi, ayam bakar dan tumis kangkung. Bagi murid yang tidak menyukai makanan berat, sudah tersedia sandwich dan roti-roti beraneka rasa.

Rishya memilih untuk mengambil sandwich, gadis itu ingin makan dengan cepat saja. Pasalnya Rishya sedang tidak nafsu makan setelah menerima penolakan dari Zain.

"Nggak makan nasi, Shya?" Tanya Alora.

Rishya menggeleng cepat. "Males, lagi nggakk nafsu makan."

Alora membulatkan bibirnya, lantas mengambil roti berisi selai cokelat dan menaruhnya di nampan.

Kebanyakan murid cewek memilih sarapan dengan roti-roti seperti Rishya dan Alora. Katanya biar saat makan masih terlihat anggun. Karena penting menjaga image di depan cowok-cowok.

Setelah selesai mengambil roti dan susu kotak, Rishya dan Alora duduk di bangku depan kelas jurusan IPS. Menyantap roti dengan kedua tangan, Rishya terlihat menggemaskan dengan dua gigi kelincinya yang tampak ketika ia sedang memakan roti.

Berbeda dengan Alora yang menyobek roti dengan perlahan sebelum memasukkannya ke dalam mulut.

Keduanya menikmati angin yang berhembus pelan menerpa wajah mereka. Udara pagi masih segar, sayang jika tidak merasakannya.

Di tempat lain, ada Zain dan Iqbal yang duduk di anak tangga sambil menikmati nasi dengan rendang sapi mereka. Zain duduk dengan rapi sembari memangku piring berisi makanannya. Iqbal sih jangan ditanya, cowok itu makan sambil menyandarkan tubuhnya ke tembok dan kedua kakinya menempel ke atas tembok. Seperti sedang menghalang-halangi orang lewat saja. Sudah tahu juga tubuhnya sangat tinggi, Iqbal seenaknya sendiri saja.

"Zain, kaki lo ditekuk dong, gue mau duduk." Ujar seorang laki-laki yang datang dengan dua laki-laki lainnya.

Zain menekuk kakinya, membiarkan teman-temannya itu duduk satu per satu. Leon, Steven dan Raksel yang datang jadi Zain mempersilahkannya untuk duduk di dekatnya.

"Masa semalem gue lihat cewek nangis."

Leon baru saja duduk, namun sudah mulai membicarakan orang saja. Para laki-laki yang mendengar itu memberikan tatapan penuh tanda tanya. Leon yang mengerti arti tatapan itu akhirnya melanjutkan. "Kayaknya sih si Rishya, anak kelas lo pada. Makanya gue kaget deh."

Zain tersedak mendengar penuturan Leon. Apakah Leon melihat semuanya saat ia bertabrakan dengan Rishya lalu menolak perasaan cewek itu?

"Minum deh minum." Komentar Steven, mengambil sembarang botol air mineral yang berada di sebelahnya.

Zain meneguk air mineral pemberian Steven sampai tersisa setengah. Zain kaget bukan main kalau ternyata ada seseorang yang melihat Rishya menangis.

ZainrishyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang