"Semua orang yang merasakan jatuh cinta pasti selalu menginginkan akhir yang bahagia."
—Clarice Alora Gionette
🍂🍂🍂
Happy Reading!
Nomor yang Zain hubungi adalah nomor Alora. Menurut Zain, Alora adalah orang terpercaya yang mengerti perihal perasaan orang lain. Zain tahu karena banyak murid di kelasnya yang sering curhat ke Alora saat jam istirahat di kelas.
"Lo udah bikin gue kaget tau gak. Kirain lo kenapa-kenapa karena lo baru sembuh. Eh tapi lo udah sampai rumah kan?"
"Udah, gue lagi di kamar."
"Oke oke. Jadi lo mau bahas perasaan apa nih? Lo gamon?"
Pertanyaan yang diberikan Alora bak anak panah yang tertancap tepat di tengah-tengah titik target. Karena memang benar adanya dan tidak meleset sedikit pun.
"Kok lo tau?"
Terdengar kekehan dari mulut Alora. "Ah kayak gak kenal gue aja lo. Gue tau lah karena lo di Rumah Sakit kemarin ketemu Sia kan?"
"Nggak cuma itu Al. Sia tadi ketemu sama gue. Dia minta gue dukung dia pas pertandingan basket Senin depan," Zain menarik kursi berbahan kayu yang biasa ia gunakan untuk belajar dan ia duduk di kursi itu.
"WHAT? Bukannya hari itu SMAESA bakal ikut pertandingan basket juga? Apa Sia ikut pertandingan yang sama?"
Zain sontak mengangguk walau Alora tentu tak bisa melihatnya. "Iya, pertandingan itu di hari yang sama, dan SMAESA sama sekolahnya Sia bakal ikutan."
"Terus lo setuju sama ajakan Sia?"
"Gue setuju Al, gue bakal dukung Sia Senin depan."
"DEMI APA? Gue kaget sih. Terus terus, lo gamon karena ini?"
Zain pun mulai menjelaskan tentang perasaannya, tidak ada yang ia sembunyikan. Bahkan ia menceritakan tentang Sia yang bertemu dan mengobrol dengannya tadi. Zain bercerita tanpa ragu karena ia percaya Alora tidak akan menyebarkan tentang curhatannya. Toh untuk apa juga Alora melakukannya, tidak akan ada untungnya.
Bercerita kepada orang lain juga bisa membuat lega. Saat Zain menyimpannya sendiri, ia terus-terusan terpikir tentang masalahnya namun dengan bercerita dapat mengurangi sedikit kegundahan hatinya.
"Oh oke, jadi lo merasa masih punya rasa ke Sia, tapi disisi lain lo mulai nyaman sama Rishya?" Ucap Alora menyimpulkan semua yang Zain katakan.
"Iya."
"Jadi gue harus gimana, Al? Kok gue kayak tokoh antagonis sih," Sambung Zain bingung.
"Sebenernya gue jomblo yang gak pernah ngerasa kayak gitu, tapi menurut gue, lo harus pilih salah satu, Zain."
"Gimana caranya?"
"Ya caranya, lo tanya sama diri lo sendiri, kalo lo merasa lebih nyaman sama siapa? Ah nyaman aja gak cukup sih, jadi lo merasa bahagia sama siapa? Lo lebih sayang sama siapa diantara keduanya? Lo yang tau isi hati lo sendiri, Zain," Saran Alora dengan menggebu-gebu.
Zain termenung mendengarnya. Hal-hal seperti ini diluar kendalinya, Zain tidak bisa mengendalikan kepada siapa ia jatuh cinta. Juga kapan waktunya, semua itu adalah takdir yang bersifat rahasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...