"Kalau jatuh cinta bisa memilih, di dunia ini tidak akan ada yang namanya sakit hati."
—Arishya Ellena Valerie
🍂🍂🍂
Happy Reading!
"Zain!"
Zain menoleh mendengar ada suara orang yang memanggilnya, didapatinya Alora yang sedang berlari ke arah cowok itu.
"Kenapa?" Tanyanya setelah Alora berdiri tepat di hadapannya.
"Ikut gue deh, jangan di koridor gini."
Zain menurut, akhirnya ia mengikuti langkah kaki Alora, entah kemana gadis itu akan membawanya pergi.
"Duduk sini sebelah gue." Katanya menyuruh Zain duduk di bangku halaman belakang sekolah.
Alora sengaja memilih tempat yang lumayan sepi, ia tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan antara dirinya dengan Zain.
"Kenapa?" Zain bertanya lagi.
"Lo gagal move on sama Sia? Tapi lo juga udah tau kan kalo Rishya suka sama lo?"
Zain membalas dengan santai. "Iya, gitu."
"Lo tau dari siapa Rishya suka sama lo? Sejak kapan?"
Zain berdeham kemudian. "Hmm, sejak Rishya ngasih surat ke gue pas SMP."
Alora terkejut mendengarnya. Ia tahu kalau Zain ini adalah murid pintar, mungkin ia bisa lebih peka terhadap orang lain. Alora tidak tahu saja kalau Zain sudah tahu Rishya menyukainya sejak lama.
Itu berarti, selama ini Zain tidak memiliki rasa apapun kepada Rishya? Buktinya Zain belum pernah merespon perasaan Rishya. Ia malah dingin kepada cewek itu.
"Terus lo suka gak sama dia? Kok diem aja sih selama ini?" Cerca Alora.
Sebagai teman dekat Rishya, Alora perlu tahu agar Rishya tidak mengharapkan sesuatu yang sia-sia.
"Nggak, gue biasa aja ke Rishya."
Alora melotot, ia hampir saja mengumpat ketika mendengar pengakuan Zain. Lebih tepatnya Alora merasa miris. Jadi selama ini, selama kurang lebih 4 tahun Rishya berharap pada Zain, cowok itu tidak memiliki perasaan padanya?
Zain memandang pot-pot berisi berbagai macam bunga yang tersaji di depannya. Bunga-bunga itu dirawat oleh anak-anak eskskul berkebun.
Sembari menikmati indahnya bunga-bunga, Zain tiba-tiba berucap. "Bunga mawar sama bunga anggrek sama-sama indah, Al. Tapi kan kita gak bisa nyuruh penyuka bunga anggrek buat suka sama bunga mawar."
"Meski yang suka bunga mawar banyak. Meski bunga mawar juga gak kalah indah." Zain tersenyum tipis. "Karena kalau udah suka, yang lain rasanya buram."
Alora terdiam, ia jadi teringat dengan kisah lama. Ah, kisah yang tidak indah itu.
Alora mengerti Zain bukan sedang membicarakan tentang bunga, Zain membicarakan hal lain dengan bunga sebagai perumpamaannya.
"Yah, kalo udah suka mah susah dipaksa ya." Timpal Alora.
Sebuah perasaan memang tidak bisa dipaksakan. Kalau dipaksakan, justru akan menyakiti keduanya. Raganya ada namun tidak dengan hatinya.
Alora beranjak berdiri, hendak pergi dari sana, sebelumnya ia berpamitan dulu dengan Zain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zainrishya
Teen FictionArishya Ellena Valerie telah memendam perasaan pada seorang laki-laki bernama Andreano Afrizain sejak kelas 8. Dan saat kelas 11 ini, Rishya berkesempatan untuk sekelas dengan Zain. Bisakah Rishya mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hati Zain? At...