Part 1❗

4K 60 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Waktu terus berjalan, kehidupanku malah seperti terhenti. Aku tidak punya tujuan hidup lagi. Ibuku adalah segalanya bagiku, dan dia sudah pergi. Satu-satunya rumahku sudah digusur dan aku tidak punya tempat tinggal. Aku ingin tetap tinggal disini tetapi aku harus terus membayar sewa.

Aku menatap diriku di depan cermin besar dekat pintu keluar apartemenku, aku melihat penampilanku dari atas ke bawah. Aku tidak tahu mengapa tetapi aku tidak ingin menunjukkan betapa gelapnya kehidupanku sekarang dari penampilanku. Aku ingin terlihat hidup walaupun aku seperti zombi dengan segala rutinitas tanpa makna ini.

Tanganku meraih pods yang bergelantungan di depan dadaku, aku membawanya ke mulutku, menyesap, menghirup dari dalamnya. Membiarkan zat kimia menenangkan memasuki sarafku. Aku menghembuskan keluar dari mulutku aroma bubblegum yang sangat kuat, bahkan menyengat hidungku sendiri.

Rokku cukup pendek, dan aku suka itu. Lebih seperti aku butuh menunjukkan kulit pahaku sebanyak itu. Aku siap. Siap untuk terus berjalan walaupun hidupku sudah terhenti.

Aku berpaling dari cermin, dan bergerak lurus ke arah pintu apartemen kecilku. Ini bahkan tidak mirip apartemen walaupun pemilik bangunan ini menamai tempat ini apartemen. Ini lebih seperti gudang yang luas lalu diberi sekat-sekat tembok tipis hanya supaya terlihat ada banyak ruang-ruang.

"Bitch," bisik suara wanita begitu aku menutup pintu dibelakangku.

(Jalang,)

Wajahnya terlihat kesal tetapi tatapannya kosong menatap padaku. Dia berjalan melewatiku dan menabrak bahuku dengan bahunya. Dia Gina. Tetangga sebelah kamarku yang awalnya adalah seorang gadis yang baik. Dia memang baik, tetapi aku mendapatkan sesuatu yang sangat diinginkannya dan dia mulai membenciku.

Aku memutar bola mataku dengan bosan. Setiap hari dia rutin memastikan aku diberitahu tentang betapa jalangnya diriku. Dia sengaja menungguku pagi hari saat akan berangkat ke kampus ataupun sebelum aku masuk ke kamarku setelah dari kampus.

"Hentikan, Gina, atau kau akan terobsesi padaku," terikku padanya yang sedang menuruni tangga di sudut. Tangga yang hanya punya lima anak tangga lalu langsung tanah berumput.

Dia mengangkat jari tengah, mengacungkannya padaku tanpa menoleh padaku. Aku mendengus semakin tidak percaya pada apa yang dilakukannya. Memang benar semua orang punya sisi jahat di balik kebaikan yang mereka perlihatkan.

Aku menggelengkan kepalaku, sambil berjalan mengikuti jejaknya, menuruni tangga, lalu berbelok untuk segera menuju ke jalan yang lebih lebar. Jalan yang tidak begitu sempit seperti kelihatannya. Walaupun daerah ini sepi kendaraan, tetapi mobil masih bisa lewat dengan lega.

Menyipitkan mataku karena sinar matahari pagi ini begitu menyilaukan. Itu dia. Mataku menangkap sosok pria yang sedang mengangkangi sepeda motor kawasaki yang aku tidak tahu seri apa, tetapi dia baru saja membelinya beberapa bulan yang lalu. Dia pria kaya dan mudah saja baginya untuk punya sepeda motor keluaran terbaru, bukan?

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang