Part 6❗

2.8K 46 2
                                    

"Karena kau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Karena kau. Payudaramu," kata pak Ashan. Jari telunjuknya menunjuk ke depan dadaku. Putingku yang bersembunyi dibalik bahan denim kemeja ini menegang. "Lalu juga rokmu yang membuatku ingin menghancurkanmu sampai kau tidak bisa diperbaiki." Dia menambahkan. Dia membuat aku terdengar seperti sebuah boneka mainan yang bisa dihancurkan.

Aku mundur perlahan begitu dia terus melangkah mendekat padaku. "Anda tidak mengenal saya dengan baik, tetapi saya sendiri sudah hancur saat ini. Seperti pernikahan anda yang juga sudah hancur." Aku menunjukkan pada kenyataan tentang hidupku yang memang itu yang sebenarnya.

Aku bersandar pada rak buku. Tepat di tempat dimana aku bersandar minggu lalu.

Dia menarik napas dengan keras seperti dia berusaha menghirupku ke dalam hidungnya. "Berapa?" tanya pak Ashan. Dia lalu berhenti di depanku ketika jarak kami sangat dekat tetapi tubuhnya tidak menyentuh aku sedikitpun. "Berapa yang Kenji berikan setiap kali kalian berhubungan?" tanya pak Ashan lagi.

Aku mengernyit, sedikit menengadah untuk dapat melihat tatapannya yang datar di atasku. "Apa yang anda maksudkan adalah uang?" tanyaku. Seharusnya aku tahu bahwa mengatakan tentang aku yang sudah hancur akan membawa pria manapun berpikir ke arah yang sama, yaitu mengira aku seorang pelacur.

Tangan pak Ashan menyentuh daguku lalu dengan cepat melepaskannya. Aku harus mengepalkan tanganku untuk menguatkan diriku. Aku tidak bisa luluh pada dia sekarang. "Jika menilaimu dengan kasar, kau mungkin wanita murahan yang tidak terlihat murahan. Kau seperti memilki nilai yang jauh lebih tinggi untuk seorang wanita murahan."

Tatapan pak Ashan datar tanpa ekspresi tetapi aku merasa kotor. Aku merasa dia menemukan aku yang sebenarnya. Dia menciumku karena dia mengira aku wanita murahan. Aku sama sekali tidak menduga ini. "Aku harus pergi," kataku pada diriku sendiri.

Aku bergeser dari hadapan pak Ashan sebelum aku bergerak kembali ke sofa. "Sepertinya saya salah mengira anda tertarik pada saya karena apa adanya saya." Aku menunduk, meraih totebag-ku.

"Uang." Aku berpaling padanya begitu suaranya menjadi cukup keras. "Jika Kenji tidak memberikanmu uang, maka aku akan memberikannya padamu. Tetapi kau harus meninggalkan Kenji ataupun Efran atau pria manapun dan hanya bersamaku."

Aku mengernyit. Tanganku menjatuhkan kembali totebag ke atas sofa. Sepertinya kami belum selesai dengan percakapan ini. Aku sekilas melihat penyesalan di mata pak Ashan, seperti dia menyesal mengatakan bahwa aku wanita murahan. Itu sangat jauh berbeda dari apa yang dia tawarkan padaku. Dia menawarkanku uang.

"Kau membuat situasi ini terlihat seperti kau menawar aku." Aku kembali mendekat padanya. Aku menunjuk ke dadaku untuk menunjukkan diriku yang coba dia tawar. Aku tidak peduli pada rasa hormatku pada dia yang adalah dosen. Setelah dia membuatku merasa kotor, sebutan 'anda' menjadi terlalu berlebihan untuk merujuk padanya.

"Aku tidak peduli seperti apa situasi ini, tetapi aku ingin kau mempertimbangkan apa yang aku katakan." Suara dalam pak Ashan hampir berbisik karena wajah kami sangat dekat. Udara hangat menyapu wajahku, dan aku merasa butuh dia menyentuh aku.

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang