Prolog

2.1K 63 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Aku tidak tahu mengapa, tetapi setiap harinya selalu ada rumor baru tentang aku. Sampai pada titik dimana aku dipanggil bu Anna selaku dosen wali-ku. Aku menjelaskan padanya bahwa itu tidak benar. Aku bahkan mendatanginya dan mengonfirmasi sendiri saat ada rumor yang benar-benar keterlaluan.

Bagi semua orang, aku adalah wanita yang pernah tidur dengan pria yang berusia hampir lima kali lipat usiaku saat ini. Kasarannya, aku tidur dengan kakek-kakek. Aku tidak tahu dari mana semua rumor buruk ini menyebar, tetapi ini keterlaluan.

"Hai, you are Dara, right?"

(Hai, kau Dara, bukan?)

Seorang pria menghampiriku. Dia duduk di kursi sampingku dan aku mengernyit menatap padanya.

Dia pria yang tampan. Lalu dari cara dia menatapku, dia tertarik. Tetapi aku tidak datang ke club dan duduk di depan bar ini untuk menarik pria sepertinya.

"Maaf, aku hanya ingin menikmati minumanku," kataku. Aku tidak mengonfirmasi namaku karena dia mungkin hanya menebak. Aku merasa tidak pernah bertemu atau melihat pria ini dalam hidupku sebelumnya.

Dia tersenyum miring, dan memesankan untuk dirinya minuman yang sama dengan punyaku. Dia kembali menatap padaku, dan aku tidak peduli. Aku kembali menyesap minuman dari gelas di tanganku.

"I moved to your class start from this semester." Dia bersuara lagi.

(Aku pindah ke kelasmu mulai semester ini)

Aku tersentak dan menoleh padanya. Aku menatap dia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tetap saja aku merasa tidak pernah bertemu dengan dia. Apa ini jebakan lain? Aku menjadi waspada. Dia berusaha menebak usia dan dimana aku berkuliah.

"Who are you?" tanyaku dengan hati-hati.

(Siapa kau?)

Dia menjulurkan tangannya padaku.

"I am Kenji," katanya.

(Saya Kenji)

Seketika pikiranku melayang kembali pada pria yang berada dalam satu kelompok saat masa orientasi kampus. Aku ingat pria itu juga bernama Kenji. Dia satu-satunya Kenji yang aku ingat.

Dia mengangkat salah satu alisnya. "You remember me?"

(Kau ingat aku?)

Aku membuka mulutku lebar. "Aku tidak mengenalimu awalnya," kataku. Aku menepuk bahu Kenji. "Rambutmu pendek dan lebih gelap sehingga aku tidak tahu itu kau."

Saat masa orientasi rambut Kenji panjang sampai ke bahu, dan selalu terurai sehingga wajahnya tidak begitu jelas terlihat. Saat itu dia bahkan mewarnai pirang rambut kepalanya. Sedangkan saat ini dia lebih rapi dengan rambut hitam dan potongan yang lebih pendek.

"So, can i sit here?" tanya Kenji.

(Jadi, bisakah saya duduk di sini?)

Aku mengangguk secara spontan. Tentu saja boleh. Lagipula dia sudah duduk. Dia banyak membantuku menerjemahkan pengumuman ke dalam bahasa Inggris sehingga aku lebih mudah mengerti. Aku bertemu dengan dia sebelum aku menyadari keberadaan Efran. 

* jangan lupa VOTE + KOMEN ya 😁

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang