Part 5

940 57 66
                                    

Menatap penampilanku di cermin besar untuk kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menatap penampilanku di cermin besar untuk kesekian kalinya. Aku ingin memastikan aku tidak terlihat berlebihan. Sekarang hari Jumat dan aku telah memikirkan sepanjang minggu kemarin. Walaupun belum sampai pada keputusan final, tetapi aku ingin memberikan pak Ashan kesempatan untuk menjelaskan diri. Setidaknya menjelaskan mengapa dia menciumku.

Dia tertarik padaku. Itu yang dia katakan. Tetapi seorang seperti dia, tidak pernah aku lihat kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Aku memang tidak tahu banyak seperti apa dia sebenarnya, tetapi dia selalu sangat rapi, baik gerakan tubuh maupun apa yang dia katakan selalu sinkron.

Tanganku mengibaskan rok tenis berwarna hijau botol yang aku kenakan. Aku mengenakan kemeja kombinasi kain satin di bagian atas, dengan kain denim yang cukup tebal melingkari dadaku seperti korset ketat. Kemeja ini satu kesatuan dengan beberapa kancing yang berjejer lurus sepanjang dada hingga ke perutku. Lagi-lagi ini kemeja ini pendek yang hanya menutupi sampai ke pusar.

Kain denim kemeja ini cukup tebal sehingga aku tidak mengenakan bra. Setelah lama berpikir, aku merasa seperti lebih baik aku bersiap-siap jika memang pak Ashan akan menyetuhku lagi. Saat Kenji selalu hanya peduli pada orgasme-nya sendiri, aku akan pastikan pak Ashan memberikan apa yang benar-benar aku inginkan.

Aku siap untuk berangkat, dan lagi-lagi tetanggaku yang penuh perhatian sudah menungguku di luar.

Gina menyilangkan tangannya di depan dadanya. "Jadi you benar-benar Gold digger, jalang?" sembur Gina begitu aku menarik menutup pintu apartemenku. Seperti biasa aku tidak peduli apa pun yang dia katakan. Karena aku tidak tahu mengapa dia dan beberapa orang lainnya memanggilku gold digger disaat aku bahkan tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari pria kaya yang dekat padaku.

(Gold digger = Penggali emas = sebutan untuk cewek matre)

"Sudah lama aku tidak mendengar kau memanggilku 'gold digger'," kataku. Aku tersenyum padanya yang menyentak kakinya dengan kesal sambil berjalan melewatiku. Dia punya banyak sekali nama sebutan untukku dan itu membuatku setidaknya merasa diperhatikan. Setidaknya ada hal-hal konyol dalam hidupku yang tragis ini.

Aku tersentak begitu suara keras klakson mobil dari pinggir jalan berbunyi. Aku mengenali mobil itu. Efran. Pantas saja Gina kepanasan karena dia pernah menyukai Efran dan kami bisa berteman dulu juga karena dia ingin aku mengenalkan dia pada Efran.

Aku menarik napas dengan keras. Sepertinya dia ingin bicara padaku, dan aku merasa aku akan mengacaukan pagi yang cerah ini dengan berdebat. Aku melangkah, menuruni tangga dan bergegas menuju ke mobil Efran.

Jika aku beruntung, aku mungkin hanya akan mendengar dia mengocehkan betapa dia tidak suka melihat aku mentato tubuhku, dan semua pakaian kurang bahan yang aku kenakan. Semua ini barang-barang murahan, tetapi aku pandai mengenali bahan yang bagus. Tentu saja karena pengalaman hidup bersama para pewaris kaya raya sepanjang hidupku.

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang