Part 27

241 16 0
                                    

.

Aku berjalan dengan cepat menerobos kegelapan. Aku sedang membereskan pakaian yang akan aku kenakan besok dan yang akan aku bawa untuk acara menginapku bersama pak Ashan, ketika ponselku bergetar dan Efran mengatakan bahwa dia ingin menemuiku di luar. Dia menungguku di mobilnya.

Dia menelepon sekali siang hari tadi, tetapi dia sedang terburu-buru dan tidak bisa membicarakannya denganku. Dia memintaku untuk menunggunya malam ini. Dia benar-benar datang pada malam hari.

Aku menarik, membuka pintu mobil sebelum aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam mobilnya. Aku menarik menutup pintu mobil dan bergeser memperbaiki posisi dudukku begitu aku di dalam.

"Ada apa?" tanyaku saat aku menoleh pada Efran yang duduk di kursi pengemudi. Dia menatap padaku dan wajahnya menegang.

"Apa kau tahu tentang apa yang Bianca lakukan?"

Aku terdiam. Mataku melebar karena aku benar-benar terkejut. "Sial!" kataku. Aku berpaling darinya dan menatap ke depan. "Kak Citra benar-benar tidak bisa dipegang omongannya."

"Jadi kau tahu dan tidak memberitahuku?" tanyanya lagi.

Aku menghembuskan napas berat sebelum kembali memutar posisi dudukku menghadap padanya. "Aku ingin memberitahumu, tetapi setelah aku memastikan apa yang dikatakan kak Citra adalah kebenaran."

"Lalu?" tanyanya segera.

Aku mengangguk. "Benar. Apa yang dikatakan kak Citra benar terjadi. Tetapi Alex tidak memberitahu Bianca tentang hubungannya dan kak Citra."

Efran mengusap tengkuknya dengan kasar. "Aku tahu tentang itu. Aku hanya berharap kau tidak menyalahkan Bianca karena hal ini. Aku akan mencoba berbicara dengan Alex."

Aku mendengus kesal padanya. Dia tahu semua yang ketahui, dan dia tetap membela Bianca? Bukan berarti aku tidak ingin Efran membela Bianca, tetapi jika dia menyadari keberadaanku dalam lingkaran masalah ini, aku yang harusnya dia kasihani dan bukannya Bianca.

Bianca dalam hal ini tahu tentang bagaimana perasaanku pada Alex. Walaupun dia tidak tahu sebesar apa hubungan kami berkembang sebenarnya, tetapi dia dengan tidak tahu dirinya menceritakan tentang Alex padaku, membuatku iri padanya, tanpa aku sadari.

"Aku tidak memberitahumu karena aku tidak ingin kita ikut campur dalam rumah tangga kak Citra dan Alex. Mereka punya seorang anak bersama, dan itu saja sudah cukup untuk membuat mereka dapat berpikir bagaimana memecahkan masalah mereka sendiri." Aku mengatakannya dengan berapi-api.

Efran hanya bisa terdiam.

"Tetapi karena kau memutuskan untuk bicara pada Alex, setidaknya lakukan itu untuk terakhir kalinya. Ingatkan Alex untuk tidak egois karena dia bertanggung jawab atas anak yang dilahirkan kak Citra." Aku menambahkan sebelum aku berpaling dari Efran, dan keluar dari mobilnya.

Aku bergerak menjauh dari mobilnya, kembali ke arah apartemen. Gina mengamati dari balkon di depan kamarnya, dan aku tidak peduli. Aku hanya berbicara dengan Efran. Dia pasti mengenali mobil Efran dengan sangat baik.

Aku masuk kembali ke dalam kamarku, dan aku baru menyadari betapa berantakannya ruangan ini. Pakaianku berserakkan di mana-mana. Aku belum bisa mengemas apa yang akan aku bawa besok karena karena aku tidak tahu kemana kami akan pergi. Pak Ashan tidak memberitahuku detailnya dan aku terlalu nyaman sehingga tidak menanyakan tentang hal itu lagi.

Mendudukan tubuhku di atas kasur, aku menatap ke sekelilingku, menemukan bahwa aku berada di tengah-tengah kekacauan ini. Aku tidak hanya mengatakan tentang pakaian yang berhamburan, tetapi juga tentang apa yang terjadi dalam hidupku.

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang