Part 26❗

644 19 6
                                    

.

Diam-diam dalam hatiku aku berharap dia mengerti dan tahu apa yang sedang aku pikirkan. Setidaknya dia bisa membantuku untuk dapat menikmati pemandangan yang kami buat bersama-sama.

Tidak lama kemudian pak Ashan menarik keluar dariku, meninggalkan aku dengan perasaan hampa dan tersesat. Aku bingung seperti baru saja tersadar dari hipnotis. Dia duduk di sofa dan meraih pinggulku, menarik aku ke arahnya. Aku naik ke atas sofa, dan duduk pada kejantanannya dengan punggungku menghadap padanya.

"Ahh," jeritku saat aku menusukkan diriku sendiri dengan panjang kejantanannya. Aku menusuk dengan keras dan cepat. Seluruh tubuhku menegang dan aku bersumpah bisa orgasme begitu saja karena aku bisa menyaksikan pertemuan tubuh kami dari atas sini. Pada sudut ini juga aku bisa merasakan kejantanannya menyentuh bagian tubuhku yang aku tidak tahu sangat membutuhkannya. Tusukan dalam sampai hampir terasa sakit, tetapi juga ada kesenangan luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

"Tubuhmu luar biasa, sayang," katanya saat aku menggesek kejantanannya. Tangannya muncul dari belakang, menyentuh klitku.

Aku mengerang dengan keras karena rasanya sangat enak. Dia membelai klitku lebih cepat. Pandanganku berputar-putar dan kepalaku jatuh ke depan. Tanganku berpegang pada kedua otot pahanya. Aku tidak akan bertahan lama lagi jika dia terus membelaiku seperti ini.

Aku mulai menungganginya lebih cepat, dan lebih keras. Aku sangat dekat. Orgasme yang aku nantikan sungguh sangat dekat. Aku terus mendesah dan mengerang, dan sepertinya dia tahu. Dia tidak membiarkanku.

Pak Ashan dengan cepat menarik aku dari pangkuannya sebelum aku datang, dan membaringkan aku di sofa. Dia mengikutiku, berbaring di atasku. Aku juga suka seperti ini. Aku bisa melihat wajahnya yang tampan dan matanya yang sarat akan hasrat bercinta.

Dia kembali meluncur ke dalam diriku dan mulutnya sedikit terbuka ketika dia melakukannya. Dia lalu menciumku, menggigit bibir bawahku dengan lembut, juga menjilatinya. Tatapannya turun pada dadaku dan dengan satu sentakan, dia menarik turun leher baju tipis yang aku kenakan. Payudaraku memantul setelah dia membebaskannya dari balutan kain hitam ini.

Pak Ashan meraih payudaraku, menggenggamnya dengan erat sebelum mengigit putingku. Sengatan api yang membara menjalari tubuhku dari putingku sampai ke klitku. Aku terkesiap karena semua terjadi sangat cepat dan sangat menyenangkan.

"Vagina sempurna ini sekarang milikku," erangnya sambil menyentak lebih keras. Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku seutuhnya adalah miliknya, tetapi tidak bisa. pukulan sensasi sentuhan dan hentakkan kejantanannya membuatku tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Seluruh tubuhku menegang, dan aku merasakannya. Aku tidak bisa menahan orgasme lebih lama lagi. Pak Ashan meluncur ke dalam diriku dengan keras dan sangat dalam sekali lagi dan aku menjerit hampir berteriak. Aku menggeliat di bawahnya. Dia menyentakkan kejantanannya masuk dan keluar seperti dia kehilangan kendali atas dirinya sendiri, mendengus lalu mengerang.

Pak Ashan menarik keluar sepenuhnya dari tubuhku dan cairan campuran air mani menetes dari bukaanku ke sofa. Aku merasakannya mengalir dan tergelitik ketika cairan itu melewati kulit pipi pantatku yang sensitif.

Pak Ashan membungkuk, menyingkap helaian rambut dari wajahku. "Aku tidak percaya kita benar-benar menyatu seperti ini, sayang. Kau luar biasa." Dia mengatakannya dengan wajah penuh kelegaan dan kekaguman.

Aku tersenyum cepat padanya. Aku masih berbaring, karena bahkan aku tidak percaya akan sampai pada tahap ini. Tahap dimana aku percaya dan membiarkan diriku benar-benar bebas tanpa kondom sebagai penghalang. Aku tidak akan pernah melupakan hari ini.

Menatap pada pak Ashan yang masih melayang di atasku, dia menyibakkan rambutku yang menempel-karena aku sangat berkeringat- dari wajahku. Dia menunduk, mencium keningku, lalu turun pada hidungku, dan kemudian mencium bibirku.

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang