Part 21

282 23 1
                                    

.

"Aku sudah katakan padamu sebelumnya, bukan?" tanyaku. Giliran aku mengonfirmasi hal ini. Aku pernah mengatakan padanya tetapi dia mungkin tidak menganggapku serius saat itu.

Dia mengernyit sambil menggelengkan kepalanya. "Dara, this is not right." Dia mengatakannya dengan suara yang sangat pelan, aku hampir tidak bisa mendengarnya.

(Dara ini tidak benar.)

Kenji terlihat gusar. Seluruh tubuhnya seperti meneriakkan kegusarannya itu, tetapi aku tidak peduli. Hubungan tanpa status yang kami jalani sudah berakhir. Walaupun aku dan pak Ashan juga tanpa status, tetapi bersamanya jauh lebih baik daripada bersama Kenji. Sudah jelas aku akan memilih pak Ashan daripada Kenji.

Kembali pada situasi saat ini, dia terdiam dan membuat amarahku sendiri memuncak di dalam diriku. "Jika hanya itu yang ingin kau tanyakan, tidak perlu harus menarikku keluar seperti tadi, Kenji!" Suaraku meninggi ketika aku tidak tahan lagi dengan situasi yang membingungkan ini.

"You cheated on me, Dara!" sahutnya. Suaranya tidak kalah tinggi dariku.

(Kau selingkuh dariku, Dara!)

Aku tersentak kali ini. Tatapannya berapi-api tetapi aku tidak mengerti mengapa.

Aku mendengus dari hidungku. "Apa katamu? Aku tidak pernah tahu kita berkencan?" tanyaku dengan tawa mencemooh dalam suaraku. Senyum miring tersungging di wajahku. Dia benar-benar tidak bisa dimengerti. Menarikku seperti itu, lalu menanyakan kembali apa yang sudah dia ketahui, ditambah lagi dengan tuduhan anehnya kali ini.

Seperti mendorong dinding, dia mundur dan menjauh dari hadapanku. Dia mengusap keras belakang kepalanya. Kegusaran di wajahnya masih tetap seperti itu. "We do sex, Dara. Is not that means we are together?" tanyanya.

(Kita melakukan seks, Dara. Tidakah itu berarti kita berkencan?)

Aku memejamkan mataku kali ini. Seharusnya aku tidak membiarkan kami berhubungan seks sejak awal. Seharusnya aku mengabaikannya saat pertama kali dia mendekat padaku.

Aku membuka mataku dan langsung menatap lurus padanya. "Dengar Kenji. Aku tidak tahu lingkungan tempat kita tumbuh sangat jauh berbeda," kataku. Aku melangkah ke arahnya, mendekat padanya. "Berhubungan seks saja tidak menjadikan kita berkencan. Itu adalah apa yang aku yakini." Aku memastikan dia mendapatkan apa yang aku maksudkan melalui tatapanku padanya.

Dia berkedip, lalu mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Ini sangat menyedihkan. Kenji membuatku merasa bersalah padanya. Seperti aku benar-benar menyakitinya. Padahal jauh di lubuk hatinya aku tahu dia hanya mencoba untuk tidak menjadi seperti teman-temannya yang lain. Teman-temannya yang menghinaku, dan tidak pernah menghargai aku. Dia pria yang baik. Bahkan mungkin terlalu baik untukku.

"Dara, you can not leave me," katanya. Dia menggelengkan kepalanya. "I am so sorry, but you really can not let me go." Dia menambahkan setelah menelan gumpalan di tenggorokkannya.

(Dara, kau tidak bisa meninggalkan aku,)

(Aku minta maaf, tetapi kau benar-benar tidak bisa meninggalkan aku.)

Bahuku merosot. Aku mulai lelah berbicara dengan pria ini. Kami tidak melakukan banyak hal. Beberapa kali seks cepat, ditambah beberapa kesempatan dimana dia menjemputku. Dia bahkan tidak begitu mengenal aku.

"Ayolah, Kenji. Kau tahu tidak ada yang istimewa di antara kita, bukan?" tanyaku padanya. Aku hampir saja memohon padanya untuk bisa mengerti situasi ini. Dia mencoba meraih lenganku tetapi aku menjauhkan tanganku dari genggamannya. "Akuilah!" seruku dengan pelan padanya.

Broken Rose: Dara's Love Journey #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang